Ketika kita mendengar kata “merdeka” maka kita memahaminya sebagai kebebasan, lepas dari kekangan dan ancaman. Dengan kemerdekaan yang diperoleh, maka siapa pun bebas untuk menentukan arah, tujuan serta pilihannya. Dengan apa yang telah dipilih tentu kita  harus siap dengan risiko yang akan ditanggung. Pikirkanlah lebih dahulu sebelum menentukan pilihan dan jangan asal pilih, sekalipun kita bebas memilih. 

Rasul Paulus melalui suratnya kepada Jemaat di Galatia memberitahukan makna kemerdekaan sebagai pengikut Kristus. Mereka bukan lagi orang-orang yang dikuasai oleh beban perhambaan yang menekan dan mengikat. Sekalipun mereka sudah menjadi orang merdeka, bukan berarti mereka menjadi orang yang bebas melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan. Merdeka di dalam Kristus berarti melakukan tindakan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan dalam kuasa Roh.

Pilihan hidup di dalam Roh memang bertentangan dengan pilihan daging. Memilih hidup dalam Roh berarti menyediakan diri dan berusaha untuk tidak melakukan perbuatan berdasarkan pemuasan diri, keegoisan, keserakahan, menjauh dari cara Tuhan dan berbagai tindakan lain, yang justru membuat kita terjebak dalam dosa. Keputusan hidup di dalam Roh, berarti meneladani Kristus yang telah memerdekakan kita. Pilihan itu memang bukan perkara gampang, bahkan bisa jadi bertolak belakang dengan kemauan dan kebiasaan kita yang dikuasai dosa. Upaya hidup dalam Roh akan menghasilkan kehidupan yang bernilai: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri  (buah Roh/ay. 22-23).

Marilah sebagai umat yang telah dimerdekakan oleh Kristus, kita tentukan dan perjuangkan pilihan kita untuk hidup terus di dalam Roh. (SRS).