Menjadi satu wujud relasi yang sangat mengikat. Relasi yang kuat diantara seorang dengan orang lain, sekelompok orang, bahkan lebih luas lagi diantara semua orang. Menjadi satu dapat terwujud, jika ikatan yang terjalin itu tidak dibatasi dengan apapun yang terjadi dan apapun yang sedang dialami.

Kenyataan yang sering kita hadapi adalah menjadi satu tidaklah mudah, menjadi sati hanyalah impian yang sulit menjadi kenyataan. Hal ini sedang terjadi dalam kehidupan kita masa kini, baik dalam hidup persekutuan (orang percaya) maupun dalam kehidupan bersama. Dalam terang Firman Tuhan, hal ini merupakan permintaan Yesus dalam doanya kepada Bapa. Yesus meminta : supaya para murid menjadi satu sama seperti Yesus dan Bapa adalah satu. Hal ini, permohonan Tuhan Yesus untuk para murid mengingat akan apa yang menjadi kenyataan, bahwa ‘Dunia Membenci Mereka’, karena mereka bukan dari dunia. Ia meminta agar mereka dipelihara, melindungi mereka dari yang jahat (ayat 15) dan kuduskanlah mereka dalam kebenaran (ayat 17).

Menjadi satu atau hidup dalam kesatuan bukan ikatan/ relasi biasa-biasa saja atau tanpa makna. Bagi setiap orang percaya diingatkan : dipelihara,  dilindungi dan dikuduskan bukan sebatas hidup pribadi seorang percaya, tetapi menunjuk pada kehidupan persekutuan, kehidupan yang menjadi satu, maka dalam keadaan apapun, orang percaya mampu menjalani hidup, bertahan dan tetap punya kehidupan yang baik dan berkenan seturut kehendak Kristus. Menjadi satu/ kesatuan tidak menjadi segala sesuatu harus sama, tetapi dalam kesatuan ada perbedaan, itu adalah suatu warna kehidupan yang berharga untuk kita maknai, Allah pelihara hidup persekutuan.

Tuhan memberkati. (LZJ)