Alkitab mencatat bahwa Yesus Kristus disebut "Raja Damai" (Yes 9:5) dan Kristus
mengajarkan dan hidupNya memberikan teladan bagaimana hidup mengasihi
Tuhan, mengasihi sesama (Matius 22:37-39) bahkan mengasihi musuh dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Matius 5: 43-44)
Namun dalam Matius 10:34-36 mencatat Sabda Kristus Yesus yang sangat
berbeda dan tak mencerminkan sebagai Raja Damai.
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas
bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku
datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya,
menantu perempuan dari ibu mertuanya dan musuh orang ialah orang-orang
seisi rumahnya"
Matius 10:24-39 menyambung perikop sebelumnya tentang peringatan Kristus
Yesus mengenai tantangan dan resiko yang dihadapi dalam menunaikan tugas
pemberitaan Injil
Perikop ini berbicara mengenai kesungguhan seseorang mengikut Yesus itu dari
kehidupan yang lama dan kehidupan yang dijalani sesuai dengan standar
kebenaran yang ditetapkan Kristusitu akan mendatangkan ejekan dan cemoohan
dan perlawanan dari banyak orang termasuk dari keluarga yang menolak
kebenaran Firman Tuhan.
Mengikut Kristus berarti juga kita harus mau untuk memisahkan diri dari
dunia! "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan
menerima kamu." (2 Korintus 6:17). Sebab Alkitab jelas menyatakan bahwa "Di
mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran
ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya." (Yesaya 32:17).
Artinya bahwa kebenaran dan kedamaian adalah dua hal yang saling berkaitan
dan tak terpisahkan. Untuk mengalami kedamaian yang sejati kita harus
'tinggal' di dalam Kristus, yang adalah Raja Damai dan kebenaran itu sendiri;
dan untuk itu dituntut ketegasan dan kesungguhan seseorang mengikut Yesus.
Seorang pengikut Yesus harus siap memikul salib (Matius 10:38). Memikul salib
artinya siap menyerahkan nyawa sebagai wujud berita Injil untuk diwartakan di
seluruh dunia. Kesiapan menyerahkan nyawa merupakan bukti bahwa nyawanya
sudah menjadi milik Tuhan, bukan milik sendiri (Matius 10:39).
Dengan mengerti lebih dalam kata-kata Tuhan Yesus ini, kita bisa lebih
menyadari bahwa menerima Kristus sebagai Raja dalam kehidupan kita, bukan
berarti bahwa kehidupan Kristen kita akan selalu dilimpahi dengan 'rasa damai'
seperti yang kita inginkan atau kita mengerti. Justru kadang kita lihat sebaliknya,
ketika kita dengan taat menjalankan prinsip-prinsip iman Kristen, maka kita
mendapati hidup kita tidak lagi sejalan dengan prinsip-prinsip yang selama ini
kita (lingkungan) pegang. "Rasa damai' tiba-tiba berubah menjadi konflik,
meskipun sebenarnya bukan itu yang kita harapkan. (F.F. Bruce (Pakar Biblika
Perjanjian Baru)
Kiranya kita semua tetap setia bersemangat dan berjuang untuk memperjuang
panggilan kemuridan di tengah tengah tantangan dan resiko apapun. Selamat
berjuang sebagai murid Kristus.Tuhan memberkati (TGH)