Sesungguhnya kita semua sudah menyadari bahwa berbeda itu indah. Kita bisa membayangkan, bagaimana kalau kita semua memakai baju dengan warna yang sama? Atau ketika kita menikmati lukisan, warnanya merah atau hijau semuanya? Sangat menjenuhkan tentunya. Atau saat kita melihat pelangi yang berwarna-warni, sungguh mengagumkan bukan? Betapa indahnya untuk dipandang dan disyukuri. Begitu juga dalam hidup ini, perbedaan latar belakang, suku, agama, status sosial, pendidikan juga karakter dan sebagainya, sungguh menyatakan kekayaan karya anugerah Tuhan. Kita pun sebagai manusia ciptaan Tuhan, tiada yang sama, kembar sekalipun pasti ada perbedaannya. Perbedaan juga memberikan ruang pergesekan yang tak terhindarkan, sehingga perlu kita sadari dan waspadai sepenuhnya. Berbagai konflik terjadi di dalam kehidupan, ketika kita tidak bisa melihat perbedaan sebagai hal yang wajar sehingga terus-menerus bisa mengancam kehidupan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, kita perlu mengelola perbedaan menjadi sinergi yang menghadirkan berkat dalam kehidupan.

Dalam suratnya kepada Jemaat Korintus (1Korintus 12:12-31), Rasul Paulus menggunakan metafora tubuh untuk menjelaskan keberadaan jemaat. Sekalipun tubuh mempunyai banyak anggota yang berbeda-beda, namun menyatu dan bersinergi. Masing-masing anggota tubuh bisa menyatu karena saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain. Rasul Paulus menegaskan secara berturut-turut dengan lengkap bahwa masing-masing anggota tubuh yang berbeda-beda terikat satu sama lain (ayat 15-21). Demikian pula halnya yang harus menjadi cara pandang kita dalam kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat. Perbedaan yang Tuhan ciptakan selalu indah adanya. Keindahan perbedaan itu harus kita syukuri, jaga, dan rawat dengan bersikap saling menerima, menghargai, dan melengkapi satu sama lain. Hanya dengan bersikap demikianlah, maka perbedaan dalam banyak hal dapat disinergikan untuk  memberikan dampak yang positif bagi kehidupan yang lebih baik.

Marilah kita bersama-sama merenungkan kembali tentang keberadaan diri kita masing-masing! Sejauh mana kita menyadari perbedaan itu merupakan anugerah Tuhan yang harus terus disyukuri? Sebagaimana anggota-anggota tubuh yang tetap menyatu walaupun berbeda, Roh Kudus menyatukan kita sebagai tubuh Kristus, yang belajar saling menerima, menghargai, dan melengkapi dalam kasih Kristus.

Tuhan menolong kita. (WIT)