_{Kita mungkin pernah mendengar istilah ini: “Ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Istilah ini seakan menjadi tanda bahwa hidup di ibu kota sangat berat. Saat ini, istilah tersebut tidak hanya ditujukan untuk kota Jakarta namun untuk setiap kota yang memiliki magnet, menarik orang banyak untuk beradu nasib di kota tersebut. Kota memberikan mimpi indah tentang masa depan bagi warganya, walau saat terbangun dari mimpi, masa suram yang ditemui.}

_{Demi masa depan yang lebih baik, banyak orang menguji nyali dengan beradu nasib di sebuah kota. Apa hubungannya dengan iman kita? Secara iman, kita bukan hanya warga kota manusia, namun juga menjadi warga kota Allah. Hal ini berarti kita juga dituntut untuk berhasil dalam perjuangan iman sebagai warga kota Allah. Akan tetapi, apa itu kota Allah, di mana kota tersebut, dan yang paling penting apakah Saudara termasuk warga kota Allah atau tidak? Yohanes mendapat wahyu dari Tuhan, sehingga ia melihat banyak hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, termasuk turunnya kota Allah yang kudus, Yerusalem yang baru. Allahlah Pemilik kota itu. Dengan demikian, Allah yang berhak menentukan siapa yang layak menjadi warga kota-Nya. Kota itu penuh dengan kemuliaan-Nya. Dan, yang paling menohok dari penglihatan Yohanes adalah bahwa di kota itu tidak ada lagi Bait Suci, atau kota tanpa rumah ibadah (gereja), ‘a city without the church is the city of God’. Allah bersama Anak Domba adalah Bait Sucinya. Kota itu tak memerlukan matahari dan bulan, sebab kemuliaan Allah menjadi penerangnya. Di kota itu, sungai kehidupan mengalir dan pohon kehidupan tumbuh memberikan kehidupan bagi warganya.}

_{Apakah Saudara adalah warga kota Allah atau bukan? Yang pasti nama para warga kota Allah telah terdapat dalam kitab kehidupan Anak Domba. Lalu apa yang dapat Saudara lakukan? Syukur kepada Allah, karena Dia memberikan petunjuk melalui Yohanes kepada kita, bahwa orang yang menjadi warga kota Allah adalah orang yang tidak termasuk sebagai orang yang melakukan kekejian atau dusta. Bila Saudara masih menjadi orang-orang seperti itu, maka Saudara bukanlah warga kota Allah. Saudara lebih cocok untuk tinggal di lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Rupanya kota Allah jauh lebih kejam daripada ibu kota bagi sesuatu yang laknat dan najis, serta bagi orang yang keji dan pendusta. Untuk menjadi warga kota Allah, Saudara butuh perjuangan iman yang lebih gigih melebihi perjuangan Saudara untuk sukses dikota di mana Saudara berada. Selamat berjuang. (RP)}