Bacaan kita hari ini menyodorkan satu teladan kehidupan seorang pelayan Tuhan yang setia, dan tekun menyuarakan kebenaran Tuhan, sekalipun harus dimusuhi oleh bangsanya sendiri. Yeremia namanya.

Perjalanan hidup Yeremia tidaklah mudah, pergumulannya sangat berat. Ia sungguh-sungguh mengasihi bangsanya. Untuk itulah, ia memenuhi panggilan Tuhan untuk menyampaikan teguran dan penghukuman Tuhan. Tetapi, karena ia menyuarakan kebenaran Tuhan bagi kebaikan bangsanya, Yeremia dibenci dan  dimusuhi mereka yang dikasihinya. Dari sini, kita mendapatkan gambaran seperti apa rasanya menjadi “orang dalamnya” Tuhan yang sangat berbeda dengan menjadi “orang dalamnya” penguasa dunia yang bergemilangan kuasa, harta dan sanjungan dan pujian. Sementara, yang dialami Yeremia, ia tak kuasa menolak panggilan Tuhan yang begitu kuat dan tak terbantahkan, sehingga tak bisa berbuat lain kecuali menyampaikan kebenaran Tuhan. Firman Tuhan tak terbendung dalam dirinya untuk disampaikan dan saat Yeremia mencoba mendiamkan panggilan Tuhan untuk menyuarakan kebenaran itu seperti api yang menyala-nyala dalam dirinya. Firman Kebenaran itu tak terbendung untuk disuarakan dan karenanya membawa Yeremia berbenturan dengan banyak pihak  yang pada ujungnya memusuhi dan membencinya.

Di tengah-tengah pergumulan yang begitu berat Yeremia melihat bahwa Tuhan tetap ada untuk dia dan menyertainya. Bahkan, ditengah-tengah kebejatan dan  kegagalan bangsanya sebagai umat pilihan Tuhan, Yeremia melihat Allah tidak pernah berhenti berkarya dan menunjukkan kasih setia dan ketekunan untuk menyuarakan dan menegakkan kebenaran-Nya. Bahkan, di saat Yeremia sudah berada di batas tepi ketidak berdayaannya, ia mendapatkan topangan kekuatan untuk tetap berani, tekun, dan gigih menyampaikan suara kenabian seorang hamba Tuhan. Allah yang mengutusnya adalah Allah yang tidak pernah meninggalkannya, Allah yang tetap berkarya dan yang memampukan Yeremia untuk menyuaraakan kebenaran Nya

Allah yang kita sembah memanggil untuk berani, tekun dan bersemangat menyampaikan suara kebenaran-Nya. Dia tidak pernah berhenti berkarya, sekalipun kita berada di tepi garis ketidak berdayaan dan hidup di tengah-tengah masyarakat yang membenci dan memusuhi kita/

Selamat merayakan Minggu, Tuhan selalu memberkati. (TGH)