Siapa yang perlu bertobat? Apa hanya mereka yang tidak percaya Tuhan? Atau mereka yang mengalami musibah atau penderitaan? Atau kita semua? Pada saat tsunami atau bencana terjadi menimpa mereka yang berbeda keyakinan dengan kita, mudah sekali kita berkata: “Tuhan sedang menghukum mereka supaya bertobat.” Seolah-olah kita lebih benar dari mereka dan tidak memerlukan pertobatan dari Tuhan. Atau ada saudara atau teman kita yang mengalami sakit yang mematikan, kita berkata: “kamu harus bertobat!”

Hari ini, Yesus mau membuka pandangan kita tentang pertobatan. Yesus sudah tahu maksud kedatangan orang-orang yang membawa kabar tentang kematian orang-orang Galilea yang dibunuh oleh Pilatus saat sedang membawa persembahan kurban mereka. Yesus tahu jelas apa yang ada di pikiran mereka yang mengatakan hal itu kepada-Nya.  Yesus berpendapat bahwa mereka sedang mengaitkan antara penderitaan dengan dosa. Musibah yang dialami orang-orang Galilea disebabkan karena dosa mereka. Jelas saja, Yesus tidak setuju! Ia berkata: “Tidak, kata-Ku kepadamu!” Bagi Yesus tidak ada yang lebih benar atau lebih berdosa. Setiap manusia memerlukan pertobatan agar tidak binasa.

Yesus melengkapi penjelasannya dengan sebuah perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah. Bagi Yesus jika kamu tidak bertobat kamu seperti pohon ara yang tidak berbuah. Yang menarik dalam perumpamaan ini, pohon ara yang tidak berbuah ini mendapat kesempatan yang langka. Pertama, pohon ara dapat tumbuh di dalam kebun anggur karena bukan pemandangan yang baik melihat pohon ara di dalam kebun anggur. Kedua, meski tidak berbuah selama tiga tahun, pohon ara masih diberi kesempatan untuk membuktikan dirinya dapat berbuah sekali lagi. Ini adalah kesempatan yang langka karena bagi si pemilik kebun tidak ada gunanya lagi pohon ara itu di dalam kebun anggurnya. Akan tetapi si pekerja mau memberikan kesempatan terakhir bagi pohon ara itu untuk membuktikan dirinya. Tidak hanya member kesempatan terakhir, ia pun mencangkul tanah dan memberi pupuk agar pohon ara dapat berbuah.

Kita melihat betapa yakin dan murah hati si pekerja ini memperlakukan pohon ara itu. Ia menunjukkan kemurahan dan kasih yang besar pada pohon ara itu. Kemurahan dan kasih yang besar itu ada dalam diri Allah. Walaupun manusia sudah berbuat dosa, Allah memberi kesempatan untuk bertobat.  Oleh sebab itu, marilah kita yang telah menyaksikan kemurahan Allah segera menyadari dosa-dosa dan pelanggaran kita dan bertobat. Kita semua perlu bertobat agar menghasilkan buah kebaikan dalam kehidupan kita. Tidak mudah; dan butuh proses! Namun Allah pasti akan menolong kita! LMP