Menerima Firman Allah.

Berawal dari kuasa dan karya Allah Bapa oleh pimpinan Roh Kudus. Menerima firman Allah terjadi agar kita berani mengambil keputusan dan sikap hidup yang berbeda dari orang lain. Berbeda karena berani bersikap taat dan percaya kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristus. Ini keputusan dan sikap yang ajaib. Terjadinya tidak jelas, prosesnya tidak dijelaskan. Tetapi ada keputusan dan sikap hidup yang berani taat dan menurut dalam iman.

LLyod J. Ogilvie dalam buku tafsirannya Acts (World Book Publishers, 1983:192), mengatakan: “Then God has also granted to the gentiles, repentance to life”. Ketika Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar bahwa oleh pekerjaan Roh Kudus bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. (ayat 1). Bukan hanya orang Yahudi.

Bangun,bunuh dan makan.

Ini pun satu perbuatan anugerah Allah melalui kehadiran rasul Petrus di Yerusalem. Ketika orang-orang Yahudi mengeritik perbuatannya yang ramah terhadap orang-orang bukan Yahudi, “orang kafir”. Rasul Petrus menceritakan pengalaman rohaninya yang tidak dia mengerti, ajaib. Melampaui akal manusia. Dia mendengar suara dari sorga yang menegaskan: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram” (ayat 9). Kita bisa bertanya, “apakah ini hanya berlaku bagi rasul Petrus dahulu dan dalam peristiwa ini saja?.

Berani Taat.

Ogilvie (1983:192) mengatakan : “There’s a great difference between having the Lord on our agenda and being on His”. Sebab itu, perlu keputusan yang mantap dan sikap hidup beriman yang berani taat, sesuai dengan tema renungan kita minggu ini. Mari kita nyanyikan NKB 116, “Trust and obey when we walk with the Lord”. Berani taat dan tetap menurut. Soli Deo Gloria.

(KGH)