Damai, sebuah kata yang begitu indah; keadaan yang didambakan oleh setiap orang. Sayangnya tidak setiap orang punya kerinduan menghadirkan damai dalam kehidupan ini. Tidak sedikit yang kehadirannya justru mengusik, bahkan menghancurkan kedamaian. Itulah yang terjadi pada jaman ketika nabi Mikha berkarya. Mikha memperingatkan Israel (Samaria) dan Yehuda (Yerusalem) karena dosa-dosa yang dilakukannya. Penyembahan berhala, penindasan terhadap orang miskin, suap yang merajalela, para pemimpin yang korup, ketamakan dan keserakahan, kebejatan moral, dan praktik keagamaan yang hanya mengedepankan ritus, pasti akan berakibat datangnya hukuman Allah. Namun Mikha meyakini, bahwa Allah tidak membiarkan umat-Nya berada dalam situasi tanpa damai yang berkepanjangan. Di tengah keputusasaan, di tengah situasi tanpa damai yang sangat memrihatinkan itu, Mikha menyerukan suatu janji,bahwa damai sejahtera, kebenaran dan keadilan sejati akan terjadi ketika Mesias memerintah. Suatu janji yang lahir sebagai tanda kesetiaan Allah terhadap umat-Nya.

Dalam Injil Matius, saat para Majus sampai di Yerusalem untuk mencari ‘raja orang Yahudi yang baru dilahirkan’ nubuat dalam Mikha 5 ini dipakai untuk memberi tahu Raja Herodes, bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem. “Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." (Matius 2: 6). Dalam Injil Yohanes sekelompok orang merujuk pada teks ini untuk memahami identitas Yesus. “Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." (Yohanes 7: 40-43). Yesus adalah Mesias. Dialah damai yang dijanjikan. Wujud karya setia Allah yang mengejutkan. Mesias tidak datang dari Yerusalem, melainkan Betlehem.

Saudaraku, Mikha memanggil kita untuk melihat kesetiaan Tuhan dengan cara yang tak terbayangkan. Nubuat Mikha mengingatkan kita, bahwa janji Allah adalah pasti, sekalipun ekspresi dari pemenuhannya tidak selalu dapat diprediksi. Mikha berbicara tentang umat yang terperangkap dalam ketidakadilan, kekerasan, keserakahan, ketidakpastian, dan berbagai situasi yang melahirkan ketidakdamaian. Meskipun ada berbagai hal yang memisahkan kita dari jaman Mikha, namun dinamikanya tidak jauh berbeda dari konteks hidup saat ini. Kita terus memupuk harapan bahwa dunia akan berubah. Kita merindukan keamanan dan kedamaian. Janji pengharapan Mikha adalah Tuhan setia dan akan muncul menghadirkan damai dengan cara yang mengherankan. Masa Advent hampir berakhir, Mikha mengundang kita untuk meyakini, serta dengan tekun dan setia menantikan damai sejahtera yang dijanjikan-Nya.

Selamat menyambut kedamaian yang pasti akan datang. JWP