Dalam lagunya Love is a verb (2012), John Mayer menyebutkan bahwa cinta adalah kata kerja, bukan sesuatu yang kau rengkuh dan kau teriakkan, bukan sekadar kata-kata, bukan sebuah alasan, bukan juga obat, tetapi yang butuh kau tunjukkan atau kau perlihatkan.  atau yang kau kerjakan.  Gary Chapman dalam bukunya Love is A Verb (2009: 14), menyebutkan love is an action word; its a choice you have to make (cinta adalah kata yang membutuhkan tindakan; sebuah pilihan untuk kaulakukan). Sementara Covey (2005: 270) mengatakan cinta sebagai perasaan adalah buah dari cinta kata kerja. Berkorbanlah. Dengarkanlah dia. Berempatilah. Hargailah. Semua ungkapan tersebut adalah upaya menggambarkan apa itu cinta, apa itu kasih. 1Yohanes 3: 16 menggambarkan kasih, tentunya kasih Kristus dengan tindakan menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Kasih Kristus adalah pilihan Kristus untuk mengurbankan diri-Nya bagi umat manusia. Selanjutnya tindakan kasih Kristus ini menjadi teladan, menjadi patron bagi manusia yang percaya kepada-Nya dalam menunjukkan kasihnya pada sesama manusia, yaitu ‘wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita’.

Salah satu buah dari tindakan kasih Kristus adalah manusia dimungkinkan mengalami pemulihan dan penyembuhan relasi, baik antara manusia dengan Allah, maupun manusia dengan sesamanya. Pemulihan yang paling dahsyat adalah manusia kembali pada panggilan citra dan gambar Allah dalam Kristus Yesus. Manusia yang selama ini terpisah bahkan terasing dari kasih Allah, di dalam iman dan percayanya kepada Allah, sekarang dapat mendekati Allah, Sang Mahacinta. Dalam kedekatan dan kelekatan dengan Allah ini manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk mempraktekkan kasih kepada sesama manusia dalam kebenaran. Melalui tindakan kasih Kristus, manusia kembali berdamai dan bersahabat dengan kasih itu sendiri. Plato menyebutkan bahwa, cinta adalah sahabat terbaik umat manusia. Cinta adalah penolong dan penyembuh segala penyakit yang menghalangi kebahagiaan manusia (Freeman: 2015:120).

Dalam terang 1Yohanes 3: 18, manusia diajak untuk mempersaksikan kasih Kristus kepada anggota keluarga kita, rekan kerja di kantor, teman sekolah, teman kuliah, kolega dalam pelayanan, juga kepada sesama manusia dengan perbuatan dan bukan hanya kata-kata. Kita diajak dan ditantang untuk sepenuhnya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sesama manusia yang mendesak dan dekat dengan kita. Kidung Jemaat 428 mengajak kita untuk ‘lihatlah sekelilingmu’ dan bukan lihatlah diriku sendiri. Kegagalan mewujudkan kasih dengan perbuatan dan dalam kebenaran, pertama-tama bukan terletak pada cara yang salah, tidak terencana atau jumlah anggaran yang diprogramkan, melainkan pada pelaku kasih itu sendiri, yang hanya mewujudkan kasih, memberikan kesaksian dan melakukan pelayanan semata untuk mengasihi dan memuaskan dirinya sendiri serta pemenuhan keinginan dan kebutuhannya sendiri.

Mau belajar mengasihi dengan tindakan dan perbuatan dalam kebenaran? Teladanilah orang-orang yang berkorban untuk orang lain, yang berkorban bagi orang yang telah melukainya, memusuhinya, bahkan bagi orang yang tidak membalas kasih mereka. Juga rela perasaannya terluka oleh sebab mengasihi sesamanya. Sebab mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran cenderung menyembukan, tidak melukai, namun siap terluka, bahkan mati (menyerahkan nyawa) bagi sesamanya.  Amin. (TMP)