Hidup ini tidaklah selalu lancar seperti yang diidamkan, kadangkala harus menghadapi berbagai macam kesulitan, rintangan dan persoalan. Saat kondisi dan keadaan tidak seperti yang diharapkan, tidak jarang hidup beriman kita dihayati sebagai hidup yang menghindar, artinya: kita berpandangan yang salah bahwa semakin beriman seseorang, semakin lancar dan semakin jauh dia dari kesulitan, rintangan dan persoalan.
William Barclay menjelaskan, bahwa danau Galilea yang dimaksud dalam Markus 4:35-41 terkenal karena badainya yang acapkali datang dengan mendadak dan memang sangat menakutkan. Hal ini terjadi karena posisi danau Galilea yang dikelilingi oleh gunung, bukit, dataran tinggi yang membuat angin terperangkap, sehingga menyebabkan badai. Setiap orang yang berlayar di danau Galilea harus siap menghadapi badai itu.
Sekalipun para murid tak asing dengan kondisi danau Galilea, namun mereka tak siap menghadapi badai, bahkan mereka panik dan ketakutan. Semua pengalaman dan keahlian yang mereka punyai sebagai nelayan pun (seperti Petrus) tak sanggup juga menghadapi badai itu. Apa yang kemudian mereka lakukan? Para murid membangunkan Yesus yang sedang tidur pulas dan Yesus menghardik angin itu : Diam! Tenanglah!
Apa yang akan kita lakukan ketika kita terjebak dalam suatu keadaan yang sulit dan tidak ada jalan keluar? Seperti para murid yang terjebak dalam badai yang mengancam jiwa mereka, kita mungkin akan bergegas menghampiri Yesus. Namun terkadang kita mungkin berusaha sendiri untuk melepaskan diri dari masalah dengan cara : marah, membalas dendam, memfitnah orang yang membawa kita dalam masalah itu, atau justru hanya meringkuk ketakutan sementara kita tenggelam dalam keputus-asaan.
Kita perlu belajar dari para murid yang berlari menghampiri Yesus sebagai satu-satunya harapan mereka. Dia mungkin tidak segera melepaskan kita dari masalah, tetapi kita diberkati ketika mengingat bahwa Dia hadir di dalam perahu hidup kita! Syukurlah, Dia selalu bersama kita di tengah badai kehidupan dan Dia berfirman, “Diam! Tenanglah!” (ay.39). Jadi, hampirilah Dia di tengah badai yang anda alami, dan izinkan Dia memenuhi hati anda dengan damai sejahtera yang datang, karena anda tahu Dia tidak jauh.
Tuhan, ajar kami datang kepada-Mu dalam masalah yang menimpa. Ampuni kami karena kami tak percaya, mencoba melepaskan diri sendiri, dan bawa kami mengalami damai dengan mempercayai hikmat-Mu dan kelepasan yang sejati oleh-Mu. Terima kasih Engkau menolong kami!
Selamat hari Minggu, Tuhan selalu memberkati. (TGH)