Kata rahmat, dalam injil Lukas diterjemahkan dari kata “ele’eo” yang berarti kemurahan hati, belas kasihan, rahmat, kerahiman, kasih sayang. Dapat juga diartikan mengalami kasih sayang atau memperlihatkan belas kasihan. Ini menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang penuh atau kaya dengan kemurahan hati. Dalam hal ini maka rahmat berhubungan janji-janji Tuhan kepada manusia.

Juga berhubungan dengan pengampunan Allah bagi manusia, yang tak terbatas dan tak berbatas. Allah yang selalu mengampuni dan mengasihi manusia. Yang selalu berharap menempatkan manusia dalam posisi dan situasi anugerah Allah. Yang meyakini bahwa setiap umat manusia berhak mendapatkan belas kasihan-Nya.

Dalam nyanyian pujian Maria, tampak sekali keberpihakan kasih Allah kepada orang-orang yang disebut hamba. Orang-orang yang selalu “ya” kepada tuannya dan Tuhannya. Orang-orang yang hanya melakukan apa yang dikatakan Tuhannya. Sekalipun status hamba sering diremehkan, direndahkan,

diperlakukan tidak adil, disingkirkan, dibuang, dianggap rendah, dihinakan, ditelantarkan

oleh manusia, tetapi tidak demikian dengan Allah, Allah memperhatikan kerendahan-nya. Mata Tuhan tertuju kepada mereka dan telinga-Nya disendengkan-Nya bagi mereka. Tangan-Nya bersegera menolong, kaki-Nya cepat melangkah, pikiran

dan perasaan-Nya terikat kepada-Nya dan dalam semangat belas kasihan tidak

berlama-lama menuntun mereka dan mengangkat mereka ke dekat-Nya untuk didekap-Nya, dipeluk-Nya dan dirangkul-Nya dengan penuh kasih sayang.

Juga terdengar merdu keberpihakan kuasa Allah kepada orang-orang

yang rendah. Allah tidak segan-segan dan tidak malu-malu membela mereka dalam segala perkara kehidupan iman. Selain karena kemurahan hati-Nya

tetapi juga karena kecenderungan hati yang berharap pada pertolongan

Tuhan, menantikan Tuhan dan berseru kepada-Nya. 

Di dalam kuasa-Nya Tuhan juga melimpahkan kepada manusia apa yang menjadi kebutuhannya, baik jasmani maupun rohani. Tuhan berhadapan muka dan menentang serta menantang orang congkak, sombong, orang kaya yang tinggi hati sekaligus berhadapan muka dan menatang orang-orang sederhana dan rendah hati.

Lagi, dalam pujian Maria bergemuruh alunan musik janji Allah kepada para hamba-Nya. Janji yang tak pernah diingkari-Nya, tetapi yang selalu diperbaharui-Nya untuk menyelamatkan hamba-hamba-Nya. Janji inilah yang membuat manusia bergembira dan berbahagia, karena selalu ada pengharapan akan janji Tuhan dan keyakinan pada Tuhan yang berjanji. Janji ini berlaku tidak hanya untuk generasi sekarang dan yang lampau tetapi juga untuk masa yang akan datang, seterusnya dan selamanya, turun temurun.

LUAR BIASA rahmat Tuhan Yesus Kristus.

Janganlah seorang pun meremehkan dan mempermainkannya!

Janganlah seorang pun melupakan dan mengabaikannya!

Janganlah seorang pun menganggapnya sebagai angin lalu!

Tetapi…..yakinlah rahmat Tuhan itu nyata dan benar adanya.

Percayalah itu, dan yakinlah firman-Nya: “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”

(Lukas 1: 37) akan tergenapi dalam hidup Saudara.

Amin.  (TMP)