Apakah Saudara sedang mengalami masa-masa ketika segala upaya untuk menyelesaikan masalah ternyata terhalang oleh masalah baru? Mungkin pada malam hari Saudara bersyukur karena masalah telah terselesaikan. Tetapi pada keesokan hari, Saudara berjumpa kembali dengan persoalan yang baru. Jika Saudara sedang mengalami keadaan serupa, Yesus berkata: berdoalah dengan tidak jemu-jemu!

Dalam Bacaan Alkitab hari ini, Yesus memberi perumpamaan tentang seorang hakim. Perhatikan keterangan yang Yesus berikan: “seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.” Yesus mau mengatakan bahwa hakim itu adalah hakim yang jahat, lalim dan tidak adil. Lalu ada seorang janda yang meminta dibela haknya. Janda ini terus meminta hingga hakim merasa terganggu oleh permintaannya. Akhirnya hakim berkata: “walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan akau, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” Yesus mau mengatakan: jika hakim yang jahat saja berbuat demikian, apalagi Allah yang Mahabaik.

Tetapi mari kita tidak buru-buru mengambil kesimpulan dengan berkata bahwa Tuhan pasti mengabulkan semua doa kita asalkan kita doakan dengan tidak jemu-jemu. Yesus secara spesifik memberi perumpamaan tentang seorang janda. Dalam konteks saat itu, janda adalah bagian dari orang lemah dan tak berdaya. Jika dalam hidup setiap hari saja sudah tak berdaya, apalagi di hadapan hakim yang jahat, tidak takut akan Tuhan dan tidak hormat pada siapa pun!

Allah mendengarkan setiap orang yang ada dalam posisi seperti janda ini: lemah dan tak berdaya tapi tak berhenti memperjuangkan haknya. Allah memperhatikan, bahkan membenarkan orang-orang yang mengharapkan keadilan!

Sekalipun demikian, pertanyaan Yesus sebagai penutup perumpamaan ini perlu jadi perhatian kita: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi? Ini adalah pertanyaan reflektif bagi kita. Ketika kita membutuhkan atau menginginkan sesuatu dan mengungkapkannya dalam doa, adakah Tuhan menjumpai iman dalam diri kita? DWE