Pernahkah kita merasa tak berdaya saat menghadapi pergumulan kita? Saat kita berhadapan dengan persoalan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri? Posisi yang terjepit ini seakan membuat kita ingin menyerah atau menggoyahkan iman kita. Namun ada juga yang dapat bertahan dalam pergumulannya karena hidup yang selalu mengandalkan Tuhan. Ia menyerahkan seluruh permohonan dan pergumulannya pada kuasa Tuhan.
Hari ini pemazmur meneguhkan kita melalui Mazmur 86 : 11-17. Ini merupakan doa permohonan yang diucapkan pemazmur kepada Allah yang adalah kekuatannya. Mari kita lihat seksama apa yang diminta oleh pemazmur dalam doanya.
-
Pemazmur meminta Tuhan menunjukkan jalan-Nya agar ia dapat hidup menurut kebenaran-Nya yang ditunjukkan-Nya, artinya pemazmur percaya pada ketetapan dan perintah-perintah-Nya yang membawa pada keselamatan.
-
Pemazmur mengucap syukur karena telah dibebaskan dari bahaya maut “dunia orang mati yang paling bawah,” bahaya besar dalam kehidupannya dan hanya Tuhan yang sanggup menyelamatkannya.
-
Pemazmur memohon agar Tuhan melindunginya dari musuh- musuhnya. Ia percaya bahwa Tuhan tidak akan menghukum dengan membiarkannya jatuh ke dalam cengkeraman musuh.
-
Pemazmur memohon agar Tuhan berpaling padanya dan mengasihaninya, (ayat 16) ia juga memohon agar Tuhan memberikan kekuatan kepadanya “berilah kekuatan-Mu kepada hamba-Mu.” Pemazmur menyebut dirinya “ hamba.” Ini adalah pernyataan iman dan penaklukan diri secara mutlak kepada Tuhan, sama seperti seorang anak yang lahir dari hamba perempuan terikat kepada tuannya (band Kel. 21:4). Pemazmur menyerahkan dirinya dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan.
-
Akhirnya pemazmur memohon agar Tuhan “melakukan suatu tanda kebaikan.” tanda ini penting bagi para lawannya agar mereka menjadi sadar bahwa Tuhan adalah penyelamat orang sengsara dan miskin, bahwa Tuhan adalah Allah yang baik dan setia.
Pemazmur memperlihatkan secara tajam bagaimana berdoa dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan. Apakah dalam doa, kita sudah sungguh- sungguh memohon pertolongan Tuhan? Apakah kita sungguh-sungguh merendahkan diri dihadapan-Nya dan mempersilahkan Tuhan yang menolong kita? Ataukah kita hanya sekadar mengucapkan permohonan kepada-Nya, namun masih mengandalkan kekuatan diri sendiri dalam menyelesaikan pergumulan kita? Marilah kita menyerahkan segala pergumulan dan kekuatiran kita dalam kuasa-Nya karena hanya dengan mengandalkan Tuhan, kita sanggup bertahan. Tuhan beserta kita. LMP