Memahami dan merasakan perasaan pemazmur 40, kita dapat menemukan beberapa semangat kesukaan melakukan kehendak Tuhan. Menjadi kesukaan ini bukan semata-mata anugerah yang ‘jatuh dari langit’, tetapi sebuah pilihan dan komitmen. Pilihan dan komitmen yang mengandung kerelaan hati, penyangkalan diri dan ketundukan kepada Tuhan yang berkuasa. Tidak “bermain” di ranah pikiran dan pengalaman hidup semata, tetapi lebih “bergumul” di ranah hati dan pergumulan batin soal yang ilahi. Yang mencoba dan menetapkan setiap peristiwa yang terjadi ada dalam kendali kehendak TUHAN, lalu memerintahkan jiwa dan rohnya untuk merenungkan hal itu di hadapan hadirat TUHAN. Membiarkan TUHAN berkata-kata dan kita diam mendengarkan, bukan segera mungkin menanggapi suara TUHAN dengan suara kehendak dan keinginan kita.
Apa saja semangat melakukan kehendak Tuhan itu?
Pertama, kesabaran dan ketekunan menanti-nantikan TUHAN. Menanti TUHAN memperkenalkan kehendak-Nya. Banyak orang gagal karena merasa lebih benar dari TUHAN. Ini mengakibatkan pergolakan yang tak pernah habis dalam hidupnya dan kecenderungannya adalah memaksakan terus keinginannya. Bahkan roh dan akal budinya menjadi tumpul. Yang berhasil akan membiarkan langkahnya dituntun TUHAN, kata-katanya penuh dengan berkat dan pujian, bukan caci maki, perkataan kotor atau kosong. Yang paling luar biasa gaya hidupnya menghantar sesama manusia melihat TUHAN dan takut akan TUHAN, hormat pada TUHAN, tunduk pada TUHAN dan taat pada TUHAN, bukan menjadi batu sandungan.
Kedua, menaruh kepercayaannya pada TUHAN, tidak angkuh dan tidak pendusta. Menaruh percaya pada TUHAN sekaligus meletakkan kehendak TUHAN di atas kepentingan dan kehendak diri sendiri. Banyak orang gagal karena merasa lebih pintar, pandai, berpengalaman, merasa paling kaya dan punya segalanya. Bahkan cenderung melawan apa kata Roh Kudus yang memerintah hati kita. Yang berhasil adalah orang yang meyakini bahwa semua keberhasilannya, kepintaran, kepandaian, kekayaannya datang dari TUHAN. Juga setiap peristiwa menyenangkan dan tidak menyenangkan sekalipun adalah karena perbuatan ajaib TUHAN bagi yang menerimanya. Semangat ini adalah semangat Yusuf yang dibuang oleh saudaranya; pengakuan Ayub yang ditantang TUHAN, dan penyerahan diri Yesus di taman Getsemani.
Ketiga, suka melakukan kehendak TUHAN. Yang dalam kesejajaran Mazmur 40: 9, selalu membiarkan ‘Taurat TUHAN ada di dalam hati’ dan membiarkan gema Taurat itu mempengaruhi, melingkupi, menaungi, menguasai seluruh hati, pikiran, perasaan dan kata-kata kita. Banyak orang gagal karena merasa sudah tahu Taurat TUHAN, tanpa membacanya, tanpa merenungkannya, bahkan sampai ada yang meremehkannya. Banyak orang gagal karena memang tahu, tetapi tidak melalukannnya dan tidak menjadikan Taurat atau Firman itu hidup dalam kehidupannya. Yang berhasil adalah yang tekun membaca Taurat TUHAN, merenungkannya dan melakukannya. Yang seluruh hati, roh, pikiran, perasaan, perkataan dan tingkah lakunya berdasarkan Firman TUHAN. Hidupnya memancarkan keadilan, kesetiaan, kasih dan kebenaran TUHAN itu sendiri. Yang mengumandangkannya kepada sesama manusia, terlebih lagi kepada yang dekat dengannya.
Keempat, nada Mazmur 40: 9 digenapi oleh Yesus Kristus, yang mengatakan “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku...”(Yohanes 4:34). Kiranya kita yang percaya kepada Yesus Kristus, hidup seperti Kristus hidup (1Yohanes 2:6), yaitu melakukan kehendak Tuhan. Amin. (TMP)
Upload by EG 08072014