Apa yang membuat Daud sangat kesal terhadap Doeg, orang Edom itu? Ketika Daud melarikan diri dari kejaran Saul, Daud mengunjungi imam Ahimelekh di Nob. Ternyata kunjungan itu dilaporkan oleh Doeg kepada Saul, sehingga Saul marah dan memerintahkan untuk membunuh Ahimelekh dan seluruh keluarganya, para imam di Nob, bahkan seluruh penduduk kota Nob. Dalam peristiwa itu hanya Abyatar, anak Ahimelekh, yang bisa lolos dari pembunuhan tersebut (1 Samuel 22:16-22). Daud menyebut Doeg sebagai penjahat yang menganggap diri sebagai pahlawan, padahal sebenarnya ia adalah penipu yang menghancurkan dengan segala perkataannya yang menipu (52:3-6). Daud bergumul berat karena laporan Doeg tentang keberadaannya itu berkembang menjadi pembunuhan terhadap para imam. Lidah itu seperti “pisau cukur” (52:4) dan mengungkapkan niat jahat di dalam hati (52:5,10).

Bagaimana harus bersikap terhadap orang-orang yang berbuat jahat seperti Doeg ini? Bolehkah kita membalas? Ataukah kita berdiam diri saja, sementara Doeg yang telah berbuat jahat ternyata tidak merasa bersalah dan tidak mendapat hukuman?  Jangan Mencintai Yang Jahat. Daud yakin bahwa Allah tahu siapa yang berbuat jahat. Dan terhadap mereka yang melampiaskan kejahatan hati mereka melalui mulut bibir mereka, Allah akan “merobohkan,” “merebut,” dan “mencabut ” mereka dari zona aman mereka, yaitu dari kediaman mereka di dalam dunia ini (52:7). Daud percaya bahwa Tuhan akan menjatuhkan hukuman kepada Doeg (52:7-9). Daud mempercayakan diri kepada kasih setia Tuhan, maka Tuhan membela dan memberkati hidup Daud (52:10-11).

Sekalipun peristiwa Doeg membuat Daud berduka, namun Daud tetap dapat bersyukur kepada Allah dan memuliakan nama Allah selama-lamanya, karena dia mempercayai kasih setia Allah yang tidak berkesudahan kepada umat-Nya. Daud percaya bahwa dia seperti “pohon zaitun” (52:10) yang segar, yang hidup ratusan tahun di rumah Allah. Gambaran ini sangat kontras dengan mereka yang mulutnya jahat yang seperti pohon yang roboh dan dicabut (52:7). Daud percaya bahwa Allah menolak orang jahat yang tidak mengakui Allah di dalam hatinya (53:2) dan orang yang “tidak menjadikan Allah sebagai tempat pengungsiannya” (52:9).

Jangan mencintai yang jahat, tetapi marilah kita mempercayai kasih setia Tuhan dan mempercayakan diri kepada Tuhan disaat kita berada dalam himpitan orang-orang yang berlaku jahat terhadap diri kita.

Selamat Hari Minggu Tuhan selalu memberkati. (TGH)