Tugas  Yesaya sebagai seorang Nabi pada waktu itu,  bukanlah tugas yang mudah. Ada banyak tantangan dan kesulitan yang ditemukan dalam mengemban  tugas untuk menyatakan seruan pertobatan dan berita keselamatan kepada umat Israel. Yesaya menyadari bahwa dia tidak mampu mengerjakannya sendiri dengan segala keterbatasan yang ia miliki.  Terkadang tantangan dan kesulitan itu menuntut kesabaran tersendiri bagi  dia untuk tetap teguh berdiri sebagai seorang nabi TUHAN.  Namun yang menarik dalam peikop ini, Yesaya menunjukkan sikap yang luar biasa. Bahkan dia menyebutkan dirinya sebagai seorang murid, dan TUHAN sebagai gurunya. Ada 3 hal yang dapat kita lihat dalam pernyataan iman Yesaya mengamban tugas kenabiannya, yaitu:

1.  Ayat 4-5, adalah sebuah pernyataan iman Yesaya, bahwa dalam melaksanakan tugas kenabian, ia menunjukkan sikap taat kepada TUHAN. Sikap taat yang menggambarkan sebuah relasi antara guru dan murid, murid yang selalu mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh Sang Guru. Hal inilah yang menjadi kekuatan  luar biasa bagi Yesaya dalam melaksanakan tugas kenabiannya. Sikap Yesaya yang taat kepada Sang Guru dalam sebuah relasi yang sangat baik, justru memampukan Yesaya untuk dapat menjadi sumber inspirasi yang menguatkan dan menghiburkan bagi setiap orang yang dijumpainya, khususnya bagi mereka yang lemah dan putus asa.
2. Ayat 6, Sikap yang taat kepada TUHAN menghasilkan sikap yang rendah hati dan berani dalam menghadapi berbagai kesulitan yang ditemuinya. Bahkan ketika ia diperlakukan semena-mena dan tidak hormat,  Yesaya sebagai seorang nabi TUHAN justru mampu menunjukkan kerendahan hatinya kepada setiap orang yang berbuat jahat terhadapnya.
3. Ayat 7-9a, adalah kesaksian iman bahwa dalam setiap kesulitan, tantangan yang berat dalam tugas kenabiannya, Yesaya menyatakan bahwa TUHAN selalu ada di pihaknya, TUHAN selalu menolongnya dalam semua situasi yang berat sekalipun.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kita sebagai orang percaya di ajak untuk mengikuti teladan Yesaya dalam pengalaman imannya bersama TUHAN. Dalam kehidupan yang kita jalani, pasti ada kesulitan dan tantangan, bahkan orang-orang di sekitar kita pun juga mengharapkan pertolongan dan kekuatan dari kita. Oleh sebab itu, Sikap hidup Yesayalah yang harus kita teladani, yakni sikap hidup yang taat dan rendah hati sebagai seorang murid kepada Sang Guru Agung, yakni TUHAN. Hanya TUHAN yang dapat  menolong dan menguatkan kita dalam segala hal yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Bahkan kita pun dapat dipakai TUHAN untuk menolong dan menguatkan bahkan memberikan semangat bagi  orang-orang yang membutuhkan penguatan kita.

Marilah kita menjadi berkat bagi setiap orang melalui pengalaman iman kita di dalam TUHAN. AMIN. (RJT)