“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng” (Ayat 3-4). Inilah kenyataan yang harus dihadapi orang beriman. Mungkin di antara kita ada yang bertanya, mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini bisa saja terjadi ketika masing-masing orang mempunyai konsepnya sendiri tentang kebenaran. Persoalannya adalah apa yang menjadi dasar kebenarannya itu? Timotius pada jamannya menghadapi kenyataan yang penuh dengan tantangan yang demikian. Di sinilah Paulus mengingatkan kepada Timotius agar tetap menguasai diri dalam segala hal untuk menunaikan pekerjaan pemberita Injil dan tugas pelayanan, karena Timotius akan menghadapi orang-orang yang menyatakan kebenaran menurut dirinya sendiri. Paulus mengingatkan inilah tantangan yang harus dihadapi oleh Timotius dengan iman. Penting sekali Timotius untuk tetap berpegang pada kebenaran yang telah dia terima dan yakini, yakni kebenaran yang bersumber pada pengenalannya akan Kitab Suci, yang memberikan hikmat dan menuntunnya kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus (ayat 14-15). Kebenaran yang dinampakkan dalam menyatakan setiap perbuatan baik (ayat 17). Artinya, ketika yang nampak bukan perbuatan baik, maka disitulah tantangannya. Tantangan untuk menguji kebenaran itu sendiri!

Bukankah kenyataan yang sama juga sedang kita hadapi pada jaman sekarang. Ada orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai ‘sang empunya kebenaran’ yang luarbiasanya diikuti oleh kebanyakan orang. Tantangan bagi kita adalah, menguji kebenaran itu. Apakah kebenarannya itu membawa pada perbuatan baik? Atau malah sebaliknya. Disinilah pentingnya kita menghadapinya dengan iman. Berpegang pada kebenaran yang sudah kita terima dari kecil yang memberikan hikmat kepada kita. Bersama dengan anak-anak kita di Minggu ke-3 bulan keluarga ini, kita diingatkan untuk terus mengajarkan kebenaran yang bersumber hanya dari Sang Kebenaran itu sendiri,  sehingga sebagai orangtua dan anak-anak, kita dimampukan untuk menghadapi setiap tantangan dalam kehidupan dengan iman. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati! (WIT)