Dalam budaya Israel, seorang gembala berperan sangat penting bagi domba-domba gembalaannya. Selain memelihara kesehatan domba gembalaannya dengan mencarikan tempat untuk memperoleh makanan dan minuman, sang gembala juga bertanggung jawab penuh untuk menjaga keamanan hidup mereka. Maka, ketika menuju tempat penggembalaannya, yang harus melalui celah-celah pegunungan dan melewati lembah kekelaman, yaitu lembah yang gelap dan suram penuh bahaya, sang gembala berjalan di depan dengan kekuatan gada dan tongkatnya, menuntun domba-domba gembalaannya. Ia rela untuk menghadapi dan melawan yang akan memangsa dombanya. Itulah wujud cinta kasihnya, yang rela berkorban demi keselamatan domba-domba gembalaannya.

Pemazmur 23 memakai gambaran seorang gembala, dengan peran dan tanggung jawabnya, untuk menjelaskan kehadiran TUHAN di tengah umat-Nya. ”TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku”. Suatu pernyataan atas keyakinan yang luar biasa melegakan, tentang kuasa dan kasih Tuhan. Tiada yang mustahil bagi Dia, untuk mengatasi segala ancaman dan bahaya. TUHAN mau menjaga badan dan jiwa umat-Nya, dengan menuntun mereka pada jalan yang benar. ”Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”. Maukah kita juga mengandalkan kuasa dan kasih Tuhan dengan segenap hati?  

Sebagai umat TUHAN, betapa penting bagi kita menentukan keamanan dan keselamatan hidup, dengan setia mengikuti tuntunan TUHAN pada jalan-Nya yang benar. Sehingga, ketika kita harus menyusuri lembah kekelaman hidup, kita tidak menjadi takut atau ketakutan. TUHAN pasti hadir bersama kita. Bahkan, ada janji TUHAN, bahwa kebajikan dan kemurahan akan menyertai kita, seumur hidup kita; dan kita akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Haleluya! (JHW).