Manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang? Perbuatan-perbuatan mereka jahat? Itulah yang dikatakan Alkitab pada kita hari ini. Mungkin saja ada di antara kita ketika membaca ayat ini mengatakan: “Itu orang lain…, itu bukan saya. Saya tidak pernah berbuat jahat.” Tetapi benarkah Saudara tidak pernah berbuat jahat?

Saudaraku, perikop yang kita baca hari ini adalah bagian dari percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus, seorang Farisi, seorang pemimpin agama Yahudi, pengajar Israel. Tuhan Yesus mau menyatakan kepada Nikodemus, juga kepada kita, bahwa manusia memiliki kecenderungan sangat kuat untuk berbuat jahat, berbuat yang bukan menjadi kehendak Allah, setelah relasinya dengan Allah rusak, setelah manusia dikuasai kegelapan karena dosa. Ujung dari kondisi manusia yang seperti ini adalah kebinasaan.

Allah tidak rela manusia binasa karena dosa. Allah tidak rela manusia dikuasai kegelapan. Dalam kasih-Nya yang begitu besar Allah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan manusia. Allah mengambil prakarsa untuk hadir di dunia sebagai terang dalam diri Anak Tunggal-Nya Yesus Kristus.  

Namun, sekali pun terang itu telah datang, mengajar dan memberi teladan, manusia memilih lebih menyukai kegelapan dengan perbuatannya yang jahat. Kasih Allah yang begitu besar tidak direspons dengan baik oleh manusia.

Hidup dalam terang atau dalam gelap adalah pilihan. Allah tidak sekadar berfirman dalam menyatakan kasih-Nya, namun Ia hadir dalam diri Anak-Nya Yang Tunggal, Yesus Kristus, Sahabat sejati kita. Kita sudah memilih untuk menerima karya penyelamatan-Nya atas kita. Pilihan yang sangat berharga itu mesti kita ikuti dengan pilihan untuk tidak lagi hidup dalam kegelapan, melainkan hidup dalam terang Sang Sahabat yang tidak akan pernah pudar. Terang yang kita nyatakan lewat perbuatan-perbuatan yang memuliakan Tuhan di mana pun kita berada sampai akhir hidup kita.

“Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.” (19-21)

Selamat hidup dalam terang…! (JWP)