Tanpa terasa Tahun Baru 2017 sudah berjalan lebih dari dua minggu. Bagaimana cara kita menjalaninya terus ke depan? Jawabannya adalah: kita mesti (terus) menaruh percaya pada Tuhan! Tetapi apa artinya ini?

Mazmur 40 adalah mazmur syukur. Melaluinya, pemazmur mengungkapkan syukurnya kepada Allah dengan mengingat dan merayakan karya Allah yang telah membebaskan dirinya pada masa lalu.

Dalam perjalanan hidupnya, pemazmur mengakui bahwa dia lemah-rapuh di tengah berbagai ancaman yang akan menghancurkan kehidupannya. Namun, ketika ia menanti-nantikan Tuhan, Tuhan selalu datang menolongnya. Baginya Allah adalah sumber dan kekuatan kehidupan yang sesungguhnya, sehingga ia memercayakan diri sepenuhnya kepada Allah. Perhatikanlah, pemazmur dapat menaruh percaya pada Tuhan sesudah ia mengakui dengan jujur akan kelemahan dan kerapuhan dirinya. Bagaimana dengan Saudara? Semoga Saudara tidak termasuk pada golongan “orang-orang yang angkuh”, yaitu orang yang sombong dengan mencitrakan diri kuat. Atau, pada golongan“orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan”, yaitu orang yang mendustai orang-orang lain dengan menampilkan gambaran diri yang gagah-perkasa, padahal sebenarnya lemah-rapuh. Taruhlah percaya Saudara pada Tuhan dalam pengakuan akan kelemahan dan kerapuhan Saudara, karena justru di situlah terletak kekuatan Saudara!

Yang menarik, buat pemazmur menaruh percaya pada Tuhan saja tidak cukup. Jika berhenti hanya pada bergantung pada Allah, hal itu bisa menjadi akar dari sikap yang egois dan berpusat pada diri sendiri: pokoknya saya sudah aman tenteram di dalam kekuatan Tuhan. Bukan demikian ungkapan iman pemazmur. Karena, bagi sang pemazmur, ternyata menaruh percaya kepada Tuhan secara utuh dipastikan akan berbuahkan sikap dan tindakan “suka melakukan kehendak Allah” sehingga ia dapat berseru, “keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan keselamatan dari-Mu kubicarakan, kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaat yang besar”. Melakukan kehendak Allah dan mengabarkan berita keselamatan-Nya dalam kata dan tindakan, ternyata menjadi buah nyata dari kebergantungan kita sebagai orang percaya kepada Allah!

Karena itu, Saudaraku, jalanilah tahun 2017 dengan menaruh percaya hanya kepada Allah saja, dengan sekaligus melakukan kehendak-Nya dan memberitakan damai sejahtera-Nya dalam kehidupan Saudara seutuhnya. (LHP)