Kecemasan, ketakutan, dan rasa penasaran yang dialami oleh para murid akibat hilangnya mayat Yesus semakin menemukan titik terang. Bukan sekadar berita bahwa Yesus bangkit, namun Dia sendiri sungguh-sungguh hadir di tengah-tengah mereka. Peristiwa penampakan diri Yesus merupakan momentum pemulihan iman para murid. Di tengah ketakutan dan kecemasan mereka, Yesus hadir dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Di tengah keraguan mereka, Yesus berkata: “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah . . .” Ketika mereka masih heran dan takjub, Yesus makan sepotong ikan goreng, sebuah aktivitas yang dilakukan oleh seorang yang hidup. Setelah itu, Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka memahami Kitab Suci. Proses pemulihan yang Yesus lakukan secara bertahap ini mengubah perasaan dan cara pandang para murid, serta mempersiapkan mereka untuk menerima ucapan Yesus selanjutnya.

Yesus kemudian berkata: “Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” Saksi adalah orang yang hadir dan melihat sebuah peristiwa secara langsung, serta sanggup menceritakan kebenaran yang diketahuinya. Kalimat Yesus tadi menjadi sebuah pernyataan yang meyakinkan para murid, bahwa mereka sesungguhnya telah menjadi saksi mata penggenapan janji keselamatan Allah dan bertanggung jawab untuk memberitakan kebenaran itu bagi dunia. Kebenaran yang dimaksudkan adalah fakta bahwa Mesias telah bangkit dan membawa pengampunan bagi segala bangsa yang hidup dalam pertobatan. Persekutuan para murid, yang sebelumnya takut dan bersembunyi, diubah oleh Yesus menjadi persekutuan yang percaya dan berani bersaksi.

Berani karena benar. Ungkapan ini menjadi cocok dalam penugasan kepada para murid. Mereka menjadi berani bersaksi bukan karena lonjakan emosi semata, namun karena kebenaran yang telah dilihat, diraba, didengar, dialami, dan dibuktikan secara langsung dalam perjumpaan yang nyata dengan Sang Mesias. Tentu saja, bersaksi di tengah masyarakat yang membenci Yesus bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, keberanian untuk bersaksi tidak dapat dilepaskan dari janji bahwa para murid akan “diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (ay. 49).

Pada masa kini, di tengah kesedihan, kecemasan, ketakutan dan gejolak hidup yang sedang terjadi, berita Paskah kembali dituturkan untuk menyadarkan kita bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit dan berkuasa. Dia menampakkan diri bagi kita dengan berbagai cara yang tidak terduga. Kehadiran-Nya tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Kita tentu pernah mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Dia di dalam doa, ketika sedang tidur, saat membaca Alkitab, sewaktu bekerja, tatkala mengalami peristiwa tertentu, dsb. Perjumpaan yang tak terkatakan itu memberi harapan serta mengobarkan semangat kita untuk  meneruskan kehidupan baru bersama Dia, Sang Mesias. Seperti para murid dahulu, kita pun diutus untuk menjadi saksi bagi dunia, dengan menceritakan pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang telah bangkit itu, dimulai dari orang-orang terdekat dalam kehidupan kita setiap hari. Kita bertanggung jawab untuk membangun sebuah persekutuan yang berani mengungkapkan kebenaran iman dengan cara-cara yang bijaksana di tengah dunia yang penuh tantangan dan tekanan.

Selamat bersaksi! (WBM)