Apa yang membuat kita takut mengatakan kebenaran? Apa karena takut tidak didengarkan? Takut tidak dipercaya? Atau takut tidak disenangi oleh banyak orang? Tidak mudah mengatakan kebenaran jika hal itu akan membuat orang yang mendengar menjadi marah, sedih, atau bahkan membenci kita. Hari ini, kita akan belajar dari sikap Samuel kecil yang belajar mengatakan kebenaran Firman Allah, apapun risikonya.  

Sejak kecil, Samuel telah dipersiapkan Allah untuk menjadi Nabi yang menyampaikan kebenaran Firman-Nya. Pengalaman pertamanya adalah ketika Allah memanggilnya sebanyak tiga kali di dalam Bait Allah. Ketika itu Samuel belum mengenal Allah. Eli mengajarkan Samuel untuk menjawab panggilan Allah dengan berkata, “berbicaralah Tuhan, sebab hambamu ini mendengar”. Lalu Samuel menjawab Allah dengan perkataan itu dan Allah menyampaikan Firman-Nya untuk disampaikan kepada Eli. Ternyata isi pemberitaannya tidak mudah untuk dikatakan karena tentang hukuman yang akan ditimpakan kepada Eli dan keluarganya. Samuel takut untuk menyampaikannya. Ia takut dengan risiko setelah mengatakannya. Eli yang mengetahui bahwa Samuel mendengar perkataan Allah, mendorong agar Samuel tidak menutupi kebenaran yang Allah sampaikan kepadanya apapun isinya. Samuel yang ragu akhirnya mendapat keberanian untuk menyampaikan seluruh firman Allah itu kepada Eli.

Allah pun menyertai Samuel sehingga ia makin besar dan menjadi pemberita Firman Allah yang setia. Tidak ada satu pun perkataan Allah yang dibiarkannya gugur dan perkataan Samuel didengarkan dan dipercaya oleh seluruh umat Israel.

Siapa yang tidak senang dan bangga jika memiliki anak seperti Samuel yang sejak kecil perkataannya dipercaya dan didengarkan oleh banyak orang. Tentu hal ini tidak bisa diperoleh secara instan; perlu proses yang panjang untuk mengasah kemampuan anak mengatakan kebenaran. Kita juga perlu menjadi teladan dan contoh yang nyata menggunakan mulut untuk berkata benar dalam keseharian kita. Allah sumber kebenaran yang akan menganugerahkan kita dengan keberanian dan keteguhan hati untuk selalu menjadi pribadi yang mulutnya selalu berkata-kata dengan benar. Tuhan menolong kita! LMP