Perjumpaan yang membawa sukacita.
Setelah kebangkitan, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid dalam sebuah rumah, berdiri di tengah-tengah mereka, menyapa mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada para murid. Penampakkan diri Yesus kepada murid-murid-Nya meyakinkan mereka bahwa Ia sungguh bangkit dari kematian. Penyataan kebangkitan-Nya membawa sukacita dan pengharapan bagi para murid yang sedang berdukacita, ketakutan, menyembunyikan diri dan hidup tanpa pengharapan karena kematian sang Guru.

Perjumpaan mengubah yang tidak percaya menjadi percaya.
Berbeda dengan murid yang lain, Tomas tidak serta merta percaya bahwa Yesus sungguh bangkit. Tomas membuat pernyataan yang menunjukkan bahwa dirinya tidak percaya akan kebangkitan Sang Guru. “ Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yohanes 20 : 25). Hati dan hidupnya tertutup untuk mengakui dan percaya tentang Yesus yang bangkit dan telah menampakkan diri bagi para murid yang lain. Delapan hari kemudian, kembali Yesus menampakkan diri kepada murid-murid dan juga kepada Tomas. Dengan penuh kasih Yesus menyapa mereka, dan kepada Tomas Yesus katakan: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi”.  (ayat 27) Peritiwa ini membuat Tomas mengakui dan dan percaya bahwa Tuhan sungguh bangkit. Pengalaman Tomas menjadi gambaran nyata bahwa seringkali kita sulit percaya dan sungguh-sungguh percaya pada Sang Sahabat yang telah memberikan hidup-Nya untuk keselamatan dunia.

Pulihnya hati dan hidup para murid adalah karena Yesus sungguh bangkit dan memberikan kemenangan, pengharapan dan sukacita. Bahkan dengan hati dan hidup yang baru memampukan mereka untuk bangkit dan melanjutkan karya Yesus dalam mewartakan Injil. 

Bagaimana dengan kita?
“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. (LZT)