Pembacaan kita kali ini mengetengahkan tentang dua hal besar dan penting untuk diperhatikan, tentang 2 (dua) sikap hidup: yang ‘penuh kepentingan’ dan yang ‘sederhana’. Sikap hidup pertama yang dalam pengajaran Yesus, diketengahkan tentang para ahli taurat yang mengutamakan kepentingan untuk mendapat pujian dan penghormatan, walaupun pada pihak lain mempunyai sikap yang sangat menekan dan merugikan kelompok orang-orang yang ‘tersisih’ (baca: janda-janda miskin).

Sikap hidup yang kedua, diperoleh melalui sebuah perjumpaan dengan seorang janda miskin yang memberi persembahan dengan perasaan rela, sukacita dan penuh dengan ketulusan/keiklasan, atau katakanlah sikap yang rendah hati dan sederhana (Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita –II Korintus 9:7)

Tuhan Yesus juga memberi penilaian atas keduanya, bagi mereka yang melakukan ‘kemunafikan’ (dalam arti kelihatannya baik dan memberi banyak, tetapi pada lain pihak bersikap merugikan ‘orang kecil’), sikap hidup ini tidak diperkenan dan bahkan akan mendatangkan hukuman yang berat(Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat - ayat 40b)

Kedua sikap hidup ini adalah sebuah kenyataan hidup kita sekarang ini.

Begitu banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapat ‘pujian’, ‘penghormatan’ bahkan untuk mencapai sebuah ‘keuntungan’ pribadi; tidak segan-segan melakukan banyak seolah-olah menolong/membantu penderitaan banyak orang, tetapi juga yang serentak dengan itu ‘menginjak-injak’ dan bila perlu mengurbankan orang lain demi kepentingannya sendiri.

Sikap hidup ini sangat dibenci oleh Tuhan Yesus, bahkan akan mendapatkan ganjaran hukuman yang berat.

Tidak terlalu banyak orang (bahkan anak Tuhan) yang meneladani sikap seorang janda miskin dalam memberi persembahan. Memberikan seluruh dirinya (baca: nafkahnya) menjadi berguna bagi orang lain; mungkin memang sedikit jumlah/artinya, tetapi maknanya sangat besar. Sikap yang merasa ‘tidak layak’ akan membuahkan sebuah kerendahan hati dalam mempersembahkan dirinya kepada Tuhan dan sesama.

Inilah yang Tuhan kehendaki untuk kita semua melakukannya.

Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu Matius 6:3

Kita melakukan sesuatu yang baik dalam hidup, bukan supaya diperkenan Tuhan, tetapi KARENA Tuhan memperkenan kita untuk berbuat baik, demi kemuliaan nama-Nya. (MAC)