Menurut hukum Yahudi,  merupakan sebuah keharusan bagi setiap orang Yahudi dewasa yang  bertempat tinggal dalam radius 20 km dari Yerusalem untuk mengikuti Paskah di Yerusalem. Paskah adalah pesta yang terbesar diantara pesta-pesta orang Yahudi. Oleh karena itu, setiap perayaan Paskah begitu banyak dan berjuta-juta orang Yahudi yang datang dan berkumpul di Yerusalem dari berbagai tempat untuk merayakan Paskah.

Dalam konteks Perayaan Paskah, Yohanes 2:13-25 mencatat bahwa Yesus marah. Ada 3 alasan mengapa Yesus  marah?

1.   Karena rumah Allah dinajiskan dengan praktek perdagangan yang licik dan curang. Sehingga Ibadah yang dilakukan dengan cara yang seperti  itu dianggap tidak menghayati kesucian Allah.

2.   Binatang korban yang seharusnya tidak menjadi hal yang paling dipentingkan oleh Tuhan dalam peribadatan (Yeremia 7:22, Hosea 5:6; 8:13, Mazmur 51:18) menjadi  fokus dan syarat utama untuk beribadah. Hal ini karena “akal-akalan“ para pejabat Bait Allah yang memberlakukan aturan yang  dibuatnya semata-mata untuk keuntungan diri sendiri.

3.   Halaman paling luar Bait Allah yang diperuntukkan bagi orang asing untuk bersaat teduh, merenung, berdoa kepada Allah menjadi hiruk-pikuk perdagangan yang tidak adil dan sangat merugikan dan memeras “rakyat miskin”, berkaitan dengan penjualan binatang untuk persembahan korban.

“Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (Yohanes 2:19), dimaksudkan bahwa kedatangan Yesus telah mengakhiri cara ibadah kepada Allah yang dibuat dan diatur oleh tangan manusia, dan menggantinya dengan ibadah rohani. Kedatangan-Nya mengakhiri semua upacara korban binatang yang memeras umat dan mendatangkan keuntungan bagi pejabat Bait Allah dan menggantinya dengan mengorbankan diri-Nya sebagai anak domba Allah bagi keselamatan dunia.

Yesus mengenal hati para pejabat bait Allah yang licik dan rakus meraup keuntungan bagi diri sendiri di atas  penderitaan orang  dan atas nama ibadah. Yesus mengenal hati setiap orang termasuk orang asing yang merindukan dan berusaha untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan, sekalipun untuk itu “diperas, diperlakukan tidak adil” oleh pejabat Bait Allah dengan aturan dan hukum yang dibuat mereka atas nama Tuhan sebagai syarat untuk dapat berjumpa dan beribadah kepada Tuhan.

Yesus sahabatku dan sahabatmu yang mengenal  hatimu dan hatiku. Yesus sahabatmu dan sahabatku yang telah mengkorbankan dirinya, yang telah  mati dan telah bangkit dari kematian, sehingga memberikan jalan untuk engkau dan aku berjumpa dan beribadah kepada Tuhan di dalam kasih dan anugerah-Nya.

Selamat beribadah dan selamat melayani Dia. Selamat hari Minggu, Tuhan selalu memberkati. (TGH)