Semangat pembaruan yang dialami oleh orang-orang Kristen Yahudi di Ibrani tidak otomatis dapat mereka wujudkan. Semangat mereka memaknai kehidupan iman dalam mengikut Yesus butuh perjuangan untuk mereka tetap membawa pembaruan bagi orang lain.

Penulis surat Ibrani dengan semangat dan dorongan yang positif mengajak jemaat untuk  tetap mempertahankan imannya sampai akhir hidup. Penulis berharap agar mereka dalam pergumulan, penderitaan dan tantangan  mereka tidak menyerah, tidak putus asa dan hilang pengharapan. Mereka tidak kembali pada kehidupan yang lama, tetapi hidup mereka harus tertuju kepada Iman Besar sejati dan sempurna yaitu Tuhan Yesus Kristus. Menghadapi segala penderitaan yang mereka alami mengingatkan apa yang telah Yesus alami, Ia menang dan pengorbanan-Nya membuahkan keselamatan. Dengan kata lain, tidak sia-sia apa yang mereka percayai, tidak percuma iman mereka kepada Kristus. Penderitaan tidak diakhiri dengan penderitaan, tapi keselamatan. 

Tindakan kasih dan pengurbanan Kristus memberi kita tempat yang istimewa dan dan bermakna, tindakan kasih itu membarui kehidupan kita yang berdosa menjadi orang-orang yang hidup dalam kemuliaan, bahkan dengan tidak malu Ia menyebut kita saudara "Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, (Ibrani 2: 11)

Dibarui Kristus adalah tindakan kasih yang mengubah kehidupan kita makin lebih bermakna, dibarui Kritus, untuk membarui haruslah menjadi gaya hidup kita, gaya hidup yang tidak membuat kita lebih menonjol, tetapi kita selalu berusaha menghadirkan kebaikan-kebaikan Kristus, memberikan semangat dan dorongan, dan menjadi sahabat bagi orang lain. Tuhan Yesus Memberkati, LZT