"Tuhan akan menyelesaikannya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!" (Ayat 8)
Daud bisa berkata, "Tuhan akan menyelesaikan bagiku!" karena Daud meyakini Tuhan adalah kasih adanya! Dia tidak dapat menyangkali Diri-Nya sendiri yang adalah kasih. Maka kasih setia Tuhan berlaku untuk selama-lamanya di dalam kehidupan Daud. Daud berkeyakinan, Tuhan tidak pernah meninggalkan dirinya sebagai perbuatan tangan-Nya. Tuhan adalah pemegang kendali hidupnya bukan yang lain. Dalam pengharapan yang terarah hanya kepada Tuhan, Daud yakin Tuhan pasti akan mengarahkan untuk suatu tujuan akhir yang sempurna sesuai dengan kehendak-Nya yang terbaik baginya. Kata Daud “Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku” (ayat 2-3). Sikap iman yang seperti inilah yang dimiliki Daud dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupannya. Sehingga Daud tetap bisa bersyukur, memuji dan berdoa dengan segenap hatinya selalu. “Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku, terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku” (ayat 7).
Bagaimana Daud memiliki sikap iman yang demikian? Daud menghayati setiap bagian kehidupannya merupakan proses pembentukan Tuhan untuk menjadikan dirinya sebagai pribadi yang lebih baik dalam pandangan-Nya. Relasi yang terjalin antara Daud dengan Tuhan begitu dekatnya. Ini terpancar melalui rasa syukur, pujian, dan doa yang disampaikannya kepada Tuhan. Bagi Daud, bersekutu dengan Tuhan bukan sebagai beban yang melelahkan, melainkan sebagai kebutuhan yang meneguhkan sehingga mendatangkan sukacita sejati di tengah-tengah kesesakan sekalipun. Tuhan membentuk Daud bukan dengan menghindari Daud dari masalah melainkan dengan memanfaatkan masalah untuk membuat Daud semakin bersandar kepada-Nya! Masalah membentuk Daud menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kita dapat merasakan melalui kesaksian hidupnya, Daud lebih mengenali kemuliaan, pertolongan, kasih setia, dan kepedulian Tuhan terhadap orang yang hina sebagaimana yang dirasakannya dan mengenal orang yang sombong terhadapnya (ayat 5-8). Sungguh luar biasa cara Tuhan bekerja dalam diri Daud.
Belajar dari pengalaman iman Daud yang demikian, bagaimana dengan diri kita sendiri? Dalam menyikapi berbagai hal yang terjadi, kita perlu mengikuti teladan Daud. Relasi bersama Tuhan membuat kita dapat merasakan kehadiran dan penyertaan-Nya selalu, apapun yang terjadi! Dengan demikian kita bisa menyikapi setiap hal yang terjadi dengan sikap iman yang terarah hanya kepada Tuhan melalui ungkapan syukur, pujian, dan doa. Kita menyadari bagaimana Allah sedang membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi sebagaimana yang diinginkan-Nya. Itulah cara Tuhan menyelesaikannya bagi kita sebagai anak yang dikasihi-Nya. Dia Bapa surgawi bagi kita dan kita adalah anak-Nya! Kita selalu dibuat kagum oleh-Nya dengan cara-Nya yang kadang tak terselami namun selalu penuh arti! Kami kagum akan Engkau! Kiranya hal ini juga yang dihayati oleh para orangtua yang saat ini mempersembahkan anak atau anak-anaknya dalam menerima Sakramen Baptis Kudus Anak. Selamat! Tuhan memberkati. Amin (WIT).