Melalui Kejadian 1 kita diajak untuk mengerti, mengetahui dan memahami kemahakuasaan Allah. Dari tidak ada apa-apa, dari keadaan kosong dan gelap gulita diciptakanlah segala yang baik dan berada dalam keteraturan. Melalui kuasa yang dinyatakan dengan firman-Nya, Allah menjadikan apa yang belum ada menjadi ada secara bertahap dan beraturan. Ciptaan-Nya itu dijadikan berdasarkan urutan waktu sebagai berikut;

?    Hari pertama   -   terang

?    Hari kedua       -   cakrawala

?    Hari ketiga       -   darat, laut dan tumbuhan

?    Hari keempat  -   benda-benda penerang untuk menandakan siang dan malam

?    Hari kelima      -   ikan dan burung-burung

?    Hari keenam    -   hewan dan manusia

Dengan ciptaan yang dinyatakan itu, apa yang Allah ciptakan itu baik. Semua berada dalam keteraturan, sesuai dengan urutan waktu dan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain.

Dari seluruh ciptaan itu ternyata manusia berada dalam ciptaan yang berbeda dengan lainnya. Manusia menjadi ciptaan istimewa seperti terkutip dalam ay 1, Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”   Pernyataan tersebut mengingatkan kepada kita, bahwa manusia diberi tugas dan tanggungjawab mewakili Allah untuk berkuasa, yang artinya bukan untuk bertindak dengan semena-mena, namun mereka diberi wewenang untuk mengatur ciptaan yang lain, agar berada dalam keadaan baik, terpelihara dan teratur. Peran manusia menjadi penting, karena di dalam dirinya terwujud citra Allah, yang disertai dengan tindakan kasih, adil, jujur, bijak, peduli, dan segala hal yang baik serta positif.  Jika di dalam kehidupan manusia tercermin citra Allah, maka semuanya akan baik, berada dalam ketertiban dan keteraturan.

Perjalanan waktu, menjadikan manusia jatuh ke dalam dosa, yang tidak hanya merusak relasi dirinya dengan Allah, namun juga dengan sesama, bahkan rusaknya lingkungan dan alam sekitar. Keserakahan yang menguasai, membuat manusia berebut dan bersaing untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Alam dengan tatanan lingkungan yang awalnya baik, rusak oleh segelintir orang. Pembalakan liar yang mengakibatkan tanah mudah longsor dan dengan cepat tergerus air saat hujan lebat, serta terjadinya banjir bandang, tidak pernah mereka pikirkan. Bahkan dampak rusaknya ekosistem, punahnya binatang endemik dan hilangnya mata air, hanya menyisakan keprihatinan bagi penduduk sekitar, sedangkan mereka yang mengambil keuntungan, justru hidup dan tinggal di kawasan atau negeri yang dianggap makmur.

Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk menyadari akan kekeliruan kita, pada makna yang selama ini tidak pernah atau belum kita sadari, bahwa sesungguhnya kita dipanggil untuk mengelola ciptaan Allah, melalui lingkungan kita. Kita tidak hanya dipanggil untuk memuji Allah melalui indahnya kidung pujian, namun juga tanggungjawab kita menjaga dan memelihara lingkungan yang Allah anugerahkan kepada kita. Mari kita rawat bumi kita, paling tidak dengan menjaga lingkungan dimana kita berada. Mulailah dari tindakan sederhana; buanglah sampah pada tempatnya, rawat tanaman dengan baik, sayangi dan jaga hewan peliharaan maupun hewan yang hidup di alam liar. Melalui tindakan semacam itu, kita memuliakan Allah dengan tindakan nyata. Amin.  (SRS)