Orang beriman memiliki iman (ketetapan hati), memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada TUHAN Allah Bapa yang Mahakuasa. Apa yang dipercayainya adalah benar dan apa yang diharapkannya pasti terjadi. Walaupun apa yang dipercaya itu tidak kelihatan dan apa yang diharapkan itu juga belum nampak, tetap teguh dipercaya.

Kita sebagai orang beriman percaya bahwa alam semesta dan segala isinya adalah ciptaan Allah, meskipun kita tidak melihat bagaimana Allah menciptakannya. Semua ciptaan-Nya itu adalah milik Allah, termasuk diri kita, oleh karenanya kita pasti dipelihara-Nya. Kita boleh memanfaatkan  segalanya, namun ada pertanggungjawaban yang dituntut Allah atas perbuatan dan perlakuan kita terhadap semua yang kita manfaatkan.

Abram percaya pada perintah dan janji Allah, maka dia rela meninggalkan kehidupan lamanya yang sudah mapan untuk pergi menjalani kehidupan baru yang dijanjikan Allah dan belum nampak, akan tetapi ia percaya kepastiannya benar. Walau di tengah jalan Abram harus menghadapi dan mengalami berbagai kesulitan dan kesusahan sekalipun, ia tidak putus asa atau kecewa, dan tidak mau kembali kepada kehidupan lamanya. Dalam beriman ia teguh dan tekun mematuhi perintah serta memegang kuat janji Allah.

Ternyata dalam beriman yang teguh, Abram yang namanya diubah menjadi Abraham mengalami kebenaran akan janji Allah itu (Kejadian 17:5). Meskipun ia harus menanti lama sekalipun, bahkan sudah tidak memenuhi persyaratan alamiah, tetapi nyatanya dengan Sarah isterinya yang sudah sangat lanjut usianya tetap memperoleh anak laki-laki. Dalam beriman, harapan yang diberikan dari janji Allah menjadi kepastian. Seperti Abraham kita bersyukur telah diberi iman oleh Allah, Bapa dan Tuhan Yesus Kristus serta Roh Kudus (Efesus 6 : 23 dan 1 Korintus 12 : 9).

Sebagai orang yang menjalani hidup dalam iman kita memiliki harapan yang dijanjikan Allah yang Mahakuasa yang memiliki kepastian dan kebenaran. Allah menjanjikan kehidupan kekal (tanah air sorgawi), kita harus berani mempertaruhkan hidup dan kehidupan kita untuk meraih kehidupan kekal dari janji Allah itu daripada mengandalkan janji-janji manusia. Itulah seni kehidupan kita orang beriman yang dengan setia mampu mematuhi perintah Allah dalam menghadapi keadaan sulit sekalipun.  TUHAN Allah memberkati kita. (JHW)