Ternyata banyak penyakit yang dialami oleh manusia berhubungan dengan pikiran (apa yang dipikirkan) oleh si penderita, walaupun tidak semua sakit mempunyai hubungan dengan apa yang dipikirkan oleh manusia tersebut.

Dalam penyembuhan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, ada beberapa hal yang dapat kita pahami untuk diteladani. Tuhan Yesus melakukan bukan sekedar menyembuhkan dari penyakit fisik, tetapi Ia merambah lebih dalam kepada iman (yang dipikirkan) oleh orang yang akan disembuhkan. Tuhan Yesus memahami apa yang dialami oleh anak perempuan Yunani bangsa Siro-Fenisia, bukan sekedar untuk disembuhkan saja, tetapi harus dipulihkan (dibebaskan dari setan yang menguasai dirinya). Juga hendak dinyatakan bahwa sikap Yesus menyembuhkan dan memulihkan bukan berorientasi pada etnik yang dimiliki perempuan itu (Yesus orang Yahudi dan perempuan adalah orang Yunani) tetapi lebih kepada kebutuhan yang dimiliki oleh perempuan itu, yaitu dibebaskan dari gangguan yang dialami anak perempuannya. Kita juga melihat bahwa perempuan Yunani itu menunjukkan sikap yang rendah hati, bahkan mau menerima yang paling kecil sekalipun (ayat 28). Bandingkan dengan sikap kita yang seringkali hanya mau memahami/mengerti kalau yang menderita ‘seiman’ dengan kita, dan sebaliknya ‘tidak mau/bersedia’ kalau yang menderita tidak seiman dengan kita. Marilah kita meneladani sikap Tuhan Yesus yang tidak hanya menolong atas dasar etnik, tetapi Ia menolong orang yang membutuhkan dan bersikap rendah hati.

Anggapan yang keliru dan sering terjadi, adalah pemahaman kita tentang ‘kesembuhan Illahi’, yang dipahami sebagai sebuah kesembuhan yang tanpa memeriksakan diri dan diobati oleh dokter, tetapi cukup dengan didoakan saja. Memang, ada kasus yang dengan didoakan saja, penyakitnya disembuhkan; tetapi ini tidak bisa digeneralisir (berlaku untuk setiap persoalan). Kita juga harus tetap menghargai bahwa pengobatan oleh dokter juga merupakan kesembuhan Illahi (dengan pengertian bahwa kesembuhan dari Tuhan, tetapi dapat memakai alat sebagai wujud Kemahakuasaan-Nya).

Kita tetap berucap ‘Puji Tuhan’, walaupun penyakit yang diderita kita atau orang lain, disembuhkan walau harus melalui perawatan yang dilakukan di Rumah Sakit, karena kita yakin yang menyembuhkan adalah Tuhan sendiri. Tuhan menyembuhkan dan memulihkan. Karena apa gunanya memiliki kesehatan yang sempurna, tanpa memiliki iman dan pertumbuhannya yang tangguh.

Tuhan Yesus datang kedunia untuk menyelamatkan manusia dan dalam keselamatan itu, Ia menciptakan kesejahteraan (kesehatan) untuk manusia.

Terpujilah Nama Tuhan. (MAC)