‘Kamu adalah sahabat-Ku, kata Tuhan Yesus bagi para murid dalam perjumpaan-Nya dengan mereka. Suatu hubungan atau relasi yang terbuka dan tanpa batas antara Diri-Nya dengan para murid menjadi model pendekatan yang sangat spiritual. Sahabat, tidak sekadar teman dekat, teman jalan, teman curhat. Sahabat versi Yesus adalah hubungan yang dilandasi dengan Kasih Bapa, menjadi persekutuan yang utuh. Dalam ayat 9, ungkapan kasih itu sangat kuat: "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu".

Tidak cukup hanya sebatas ungkapan atau perkataan ketika Yesus memberi tempat yang istimewa dalam hubungan kasih itu. “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu”, artinya menjadi sahabat Yesus harus melakukan dengan taat dan setia setiap apa yang diperintahkan dan dikehendaki untuk kita perbuat.

Perintah-Nya menjadi nasihat untuk para sahabat (murid) menjadi ikatan yang kuat dan utuh untuk mereka hidup dan bersahabat dengan sesama :

1.   Tingggallah di dalam kasih-Ku

2.   Kamu saling mengasihi

3.   Bersaksi akan Dia

Sahabat Yesuskah Aku? Hanya dapat di respon, jika kita memaknai perintah dan nasihat Tuhan Yesus dalam relasi kita dengan-Nya dan sesama yang terwujud dalam perbuatan. Tuhan memberkati. (LZJ)