Kisah turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta, berdasarkan Alkitab, membuktikan bahwa Roh Kudus tidak dapat dikuasai, diatur, diperintah, atau pun dikendalikan oleh manusia. Sebaliknya, Roh Kuduslah yang menguasai, mendorong, mengendalikan, dan mengubah cara pandang, pemahaman, sikap, perasaan, dan tindakan manusia yang menerima kuasa-Nya. Para murid yang sebelumnya takut dan menutup diri, akhirnya berdiri di depan khalayak ramai. Mereka yang sebelumnya diam tak bersuara, kini tampil bersaksi bagi banyak orang dari berbagai suku bangsa. Dalam tanda seperti lidah api, Roh Kudus hadir untuk menerangi, menghangatkan, serta menggelorakan semangat orang-orang yang dipenuhi-Nya.

Roh Kudus sanggup mengubah seseorang yang takut menjadi berani. Namun, tidak semua orang yang berani itu adalah karena pekerjaan Roh Kudus. Seseorang bisa saja menjadi berani karena ambisi, berani karena memiliki banyak dukungan, berani karena diiming-iming hadiah menarik, atau pun berani melawan ketika sedang terdesak. Perbedaan ini terlihat jelas pada dampak dari tindakan berani yang kita lakukan.

Kisah Para Rasul 2 memberikan contoh keberanian akibat pekerjaan Roh Kudus: Petrus (dan para murid lainnya) berani menyatakan kebenaran dan memberitakan Kabar Baik. Dampak dari pekerjaan Roh Kudus adalah keberanian kita untuk bersaksi, memperkenalkan Allah yang berkarya melalui Yesus Kristus. Roh mengubah dan menggerakkan manusia, sehingga tidak gentar dalam memperkenalkan tanda-tanda kerajaan Allah, yaitu kebenaran, keadilan, kasih, dan damai sejahtera. Di dalam tanda-tanda itu, karya Kristus menjadi semakin nyata dan sempurna. Keberanian yang bersumber dari Roh Kudus tidak terfokus pada hasil yang diperoleh untuk diri kita secara pribadi. Keberanian yang dikerjakan oleh Roh Kudus lebih terarah pada bagaimana orang lain melihat, mengenal, dan mengalami kemuliaan Allah melalui diri kita.

Di Yerusalem, pada waktu itu, para murid dipilih Allah untuk menerima kuasa Roh Kudus, yang membuat mereka sanggup berdiri dan berani berbicara, tentang perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat. Yang menarik, Roh memampukan Petrus dan para murid lainnya, untuk bersaksi dengan bahasa yang bisa dipahami oleh sesamanya manusia. Saat ini, di tengah dunia yang masih menolak Yesus, Allah pun mau memberikan kesempatan bagi kita, untuk mengalami karya Roh Kudus yang sama. Mungkin masih terbersit ketakutan ataupun keraguan, tatkala melihat berbagai hal yang tidak menyenangkan terjadi di sekitar kita. Namun, percayalah, Roh Kudus sanggup menumbuhkan dan memekarkan keberanian, bagi setiap orang yang layak menerima kuasa-Nya. Jika kita membuka hati untuk terus mengalami kuasa Roh Kudus, maka hidup kita setiap hari akan menjadi khotbah terbuka bagi banyak orang. Dengan Roh Kudus, seorang Petrus berkhotbah, banyak orang paham, lalu bertobat. Dengan Roh Kudus yang sama, kita “berkhotbah” (bersaksi dalam tindakan), maka banyak orang akan mengenal Kristus, bertobat, selamat, serta memuliakan Allah.

Roh Kudus mengubah kita, Roh Kudus memberanikan kita. Selamat merayakan hari Pentakosta! (WBM)