Bila engkau berbuat baik, mungkin ada orang lain yang menuduhmu punya pamrih,

tapi teruslah berbuat baik

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin ada orang lain akan menipumu,

tapi bagaimanapun, tetaplah jujur dan terbukalah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan,

mungkin saja ada orang lain yang iri, tapi teruslah berbahagia.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu dan beberapa sahabat sejati, tapi bagaimanapun, jadilah terus sukses.

Apapun yang engkau bangun selama bertahun-tahun bisa jadi akan dihancurkan orang lain

hanya dalam satu malam, tapi bangunlah dan teruslah berkarya.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang,

tapi bagaimanapun, teruslah berbuat baik.

Apapun yang terjadi, berikanlah yang terbaik dari dirimu yang dapat engkau lakukan.

Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah bukan urusan antara engkau dan mereka

Melainkan urusan antara engkau dan Tuhan.

(Teruslah Berbuat Baik! Karya Bunda Teresa)

Belajar dari tulisan yang disampaikan oleh Bunda Teresa, mengingatkan kepada kita bahwa berbuat baik itu adalah urusan kita dengan Tuhan bukan urusan kita dengan manusia semata. Mengapa demikian? Kita berbuat baik tidak bergantung pada sikap orang lain terhadap kita, melainkan karena Tuhan lebih dahulu berbuat baik kepada kita. Tuhan itu baik! Bahkan untuk hal yang mungkin menurut kita tidak baik, Tuhan akan pakai itu dalam kuasa dan kasih-Nya untuk kebaikan kita sebagai anak-Nya. “…. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia …” (Roma 8:28). Allah baik karena Dia kasih adanya. Dalam kasih setia-Nya yang tiada berkesudahan, Allah selalu berbuat baik! Melalui Sakramen Perjamuan Kudus yang terlayankan pada saat ini, kita juga mengingat karya baik Allah yang telah menyelamatkan kita dari dosa. Karya keselamatan-Nya yang mengutus kita untuk menyatakan karya yang baik juga bagi sesama di dunia.

Ketika kita sudah merasakan perbuatan baik Allah yang sedemikian, maka diharapkan kita juga berbuat baik kepada orang lain. Kita berbuat baik sebagai ungkapan syukur kepada Allah yang telah lebih dahulu berbuat baik kepada kita. Namun pada kenyataannya, memang tidak mudah untuk terus bisa berbuat baik. Banyak sekali godaan dan tantangannya yang pada akhirnya membuat kita merasa jemu untuk berbuat baik. Kedagingan menguasai kita dalam kelemahan diri untuk terus bisa berbuat baik. Oleh karena itu Paulus dalam tulisannya di Galatia 6, untuk kita melakukannya dalam kekuatan Roh sehingga tidak merasa jemu. Bahkan ditegaskan lagi oleh Paulus, ketika kita tidak jemu-jemu berbuat baik, apabila sudah datang waktunya, kita juga yang akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (ayat 9). Jadi selagi masih ada kesempatan, teruslah berbuat baik sebagai tanda kebaikan Allah bagi sesama melalui kita. Tuhan memberkati. Amin (WIT)