Jadwal Kebaktian Lihat Arsip

Jadwal Kebaktian : Minggu 04 Juni 2023

"DIUTUS DAN DISERTAI ALLAH TRINITAS"

——— (2 Korintus 13:11-13)

Di penghujung curahan hatinya kepada Jemaat Korintus, Paulus menyerukan beberapa
hal yang perlu dilakukan oleh orang percaya.


1. Bersukacitalah. Paulus menyampaikan sebuah salam perpisahan yang sekaligus mengandung
harapan bagi jemaat untuk mengalami sukacita. Perpisahan dengan orang yang kita kasihi
memang bukanlah hal yang menyenangkan, namun itu tidak meniadakan sukacita. Sukacita
orang percaya adalah anugerah ilahi yang bersumber dari Allah Trinitas, tidak ditentukan oleh
keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi (Yohanes 15:11, Roma 14:17, Roma 15:13, Galatia
5:22, dll). Supaya dapat terus bersukacita dalam segala keadaan, kita perlu menyadari,
merasakan, serta mengalami kehadiran Allah setiap saat.


2. Usahakan dirimu menjadi sempurna. Kita mungkin merasa tidak sempurna, bahkan kadang
memakai ketidaksempurnaan itu sebagai alasan untuk memaklumkan dosa. Paulus justru
mengajak orang percaya untuk mengupayakan diri menjadi sempurna. Berusaha untuk
sempurna itu berarti kita berjuang memperbaiki yang rusak, membangun kembali yang runtuh,
menyatukan yang terpisah, merekatkan yang retak, mengupayakan keutuhan, serta mengalami
perubahan positif dari hari ke hari. Memang tidak mudah untuk melakukannya. Oleh karena itu,
kita, yang sedang berusaha sempurna, harus juga memberi diri untuk disempurnakan oleh
Allah Trinitas, Sang Mahasempurna.


3. Sehati sepikir. Ini tidaklah berarti bahwa kita tidak boleh berbeda pendapat. Akan tetapi,
dalam kepelbagaian harapan dan keberagaman karunia, kita perlu mencegah pertengkaran dan
perpecahan. Kita mau mengutamakan kesejahteraan persekutuan tubuh Kristus yang terus
dipersatukan oleh Roh Kudus – persekutuan yang menempatkan hati dan pikiran Allah sebagai
kompas kehidupan bersama.


4. Hidup dalam damai. Merawat keharmonisan dan saling memulihkan tidak dapat kita abaikan.
Orang-orang yang mau hidup dalam damai dengan Allah bertanggung jawab untuk hidup damai
dengan sesama. Mereka bagaikan sekelompok orang yang sedang menabuh gendang tarian
sambil bergerak bersama. Sedangkan, orang yang memupuk dendam terhadap orang lain
secara otomatis sedang menabuh genderang perang melawan Allah.


5. Berilah salam. Hidup damai haruslah diwujudkan secara nyata. Saling menyapa serta memberi
salam dengan kelembutan dan ketulusan hati menjadi sebuah langkah kecil yang efektif.
Memang ada saja orang yang saling menyapa di depan umum, namun saling mengumpat dalam
hati. Sesungguhnya, mereka sedang menipu diri sendiri karena tidak ada kasih Allah dalam
perbuatan mereka. Tentu saja, kita tidak mau hidup dalam kebohongan dan kepalsuan
semacam itu.


Dengan melakukan semua hal tadi, kita sedang menghidupi arti berada di dalam Allah dan Allah di
dalam kita. Maka, di mana kita berada, di situ pun Allah ada. Dia selalu hadir menjaga kita dalam
kasih dan damai-Nya. Penyertaan-Nya menjadi berkat indah yang tidak dapat dibatalkan oleh siapa
pun dan apa pun. (WBM)

“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah,
dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.”

Pelayan Kebaktian