BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH – SEPTEMBER 2019
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ujian berarti (1) hasil menguji; hasil memeriksa; (2) sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu (kepandaian, kemampuan, hasil belajar, dan sebagainya) dan (3) cobaan. Dari kata dasar uji yang artinya percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu (ketulenan, kecakapan ketahanan, dan sebagainya). Sementara kata pencobaan berarti proses, cara, perbuatan mencoba atau mencobakan, dari kata dasar coba yang artinya (1) silakan; sudilah; tolong (untuk menghaluskan suruhan atau ajakan); (2) kata afektif untuk menyatakan perasaan jengkel dan sebagainya; dan (3) seandainya; jika. Kata yang mirip dengan ujian adalah cobaan yang artinya sesuatu yang dipakai untuk menguji (ketabahan, iman, dan sebagainya).
Dalam bahasa Yunani kata ujian diterjemahkan dari kata dokimion (kata benda) yang artinya sebuah ujian, percobaan dan apa yang asli. Kata ini juga berarti yang ditemukan dan disetujui asli setelah pengujian dengan fokus pada hasil yang tak terhindarkan atau pembuktian. Dari kata sifat dokimos atau dexomai yang artinya diterima dengan benar keasliannya setelah lolos atau lulus ujian. Dapat divalidasi atau dinyatakan sah; benar; sempurna; tiada cela (dusta, palsu); sesuai dengan hukum/peraturan. Dapat diverifikasi atau diperiksa tentang kebenaran laporan dan pernyataannya. Kata ini berasal dari kata dasar dokimazo dan dokime, kata yang digunakan untuk membuktikan (menguji, memeriksa, meneliti) dan mengkorfimasi (menyetujui dan menganggap layak) keaslian sesuatu. Kata itu semua berasal dari akar kata dokeo yang artinya menganggap dan menyatakan benar.
Sementara kata pencobaan diterjemahkan dari kata Yunani peirasmois yang artinya uji coba atau coba-coba. Kata ini berasal dari kata peirasmos yang artinya percobaan, godaan, masa percobaan, pengujian, dicobai, dan musibah atau penderitaan. Kata ini ada diantara godaan atau ujian, tergantung konteksnya (bdk. Kej. 4:7, Rm. 12:17-18). Jika itu perasaan positif, maka disebut ujian dan jika perasaan negatif maka itu godaan. Jika itu positif, maka ini adalah ujian atas kesetiaan, integritas, kebajikan atau keteguhan seseorang. Secara umum kata ini berarti percobaan dan membuktikan karakter dan ketabahan iman seseorang melalui kesulitan dan kesengsaraan.
Kata ini berasal dari kata dasar peirazo yang artinya untuk membuktikan, mencoba, menguji dan menggoda. Kata ini diartikan menggoda (arti negatif, bdk. Mat. 16:1, 19:3, 22:18, 35, Mrk. 8:11, 10:2, 12:15, Luk. 11:16, Yoh. 8:6, Yak. 1:13, 14). Kata ini diartikan menguji (arti positif, bdk. Mat. 4:1, Luk. 22:28, 1Kor. 10:13 dan Yak. 1:12)
Memperhatikan perikop Yakobus 1:2-3, pengertian tersebut menolong kita untuk memahami bahwa ada sebuah kebahagiaan jika seseorang jatuh (peripesete = mungkin jatuh ke dalam, dari kata peripipto = jatuh ke tengah-tengah, terlibat dalam, benar-benar dikelilingi oleh) ke dalam berbagai pencobaan (peirazo). Mengapa disebut bahagia? Karena jika dapat melihat pencobaan itu dari perasaan atau sudut pandang positif, maka itu adalah sebuah ujian (dokime) dan bukan godaan. Lebih tepat melihat hal itu dari sudut pandang iman sehingga menjadi ujian iman. Ujian atas iman ini menghasilkan (memproduksi) ketekunan (daya tahan, ketabahan dan kesabaran, bdk. Roma 5:3-4 dan 2Ptr. 1:5-8).
Dalam rangka membedakan peirazo sebagai godaan dan ujian dibutuhkan hikmah (sophias, sophia) yaitu kebijaksanaan, wawasan, keterampilan dan kecerdasan yang dari Allah (bdk. Dan. 1:4). Hikmah itu bersumber bukan hanya dari pengalaman iman tetapi juga ketajaman membedakan apa yang baik dan yang jahat (bdk. Rm. 12:2). Hikmah yang lahir dan bersumber dari hidup yang saleh di hadapan Allah (pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, dan buah-buah yang baik [bdk. Gal. 5:22-23], tidak memihak dan tidak munafik [3:17]) serta yang tidak lahir dari nafsu manusia, dari setan-setan, dari iri hati, dari mementingkan diri sendiri dan dari dusta (bdk. 3:14-16). Hikmah yang dimaksud adalah hikmah yang ada dalam Kristus Yesus (bdk. 1Kor. 1:30-31, 2Korintus 13:5).
Karena ini adalah ujian iman, maka selain melihat hal itu dari sudut pandang iman, dibutuhkan hikmah dari Allah yang murah hati dengan cara meminta hal itu dengan iman, dengan kesungguhan dan tidak dalam kebimbangan.
DISKUSI:
- Jika penulis surat Yakobus menganggap sebuah kebahagiaan jika jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, bagaimana perasaan Saudara? Sharing-kanlah!
- Dialogkan, baik dalam kelompok kecil atau pleno, pengalaman membedakan peirazo sebagai godaan dan peirazo sebagai ujian!
- Berdasarkan pengalaman dan cara pandang Saudara, apa yang membuat Saudara menjadi tekun dan mengalami kematangan iman (iman yang dewasa, bdk. Ef. 4:12-15, 1Korintus 13:11-12 dan Ibrani 5:12-14)
LAGU-LAGU YANG DIREKOMENDASIKAN
Lawanlah godaan, s'lalu bertekun; tiap kemenangan
kau tambah teguh; nafsu kejahatan harus kautentang;
harap akan Yesus: pasti kau menang.
Mintalah pada Tuhan, agar kau dikuatkan;
Ia b'ri pertolongan: pastilah kau menang
Tinggalkan yang jahat, dosa dicegah; tindakanmu
tulus tiada bercela: junjung kebenaran, hidup dalam
t'rang, harap akan Yesus: pasti kau menang.
Mintalah pada Tuhan, agar kau dikuatkan;
Ia b'ri pertolongan: pastilah kau menang.
Allah memberikan tajuk mulia bagi yang berjaya
di dalam iman; Kristus memulihkan kau yang
tertekan, harap akan Yesus: pasti kau menang.
Mintalah pada Tuhan, agar kau dikuatkan;
Ia b'ri pertolongan: pastilah kau menang.
NKB. 167 - Tuhan Yesus Sahabatku
1. Tuhan Yesus sahabatku, tercinta dan erat,
melebihi segalanya bagiku:
Bunga bakung paling indah yang tumbuh di lembah,
mengampuni menyucikan diriku.
Penghibur dalam duka, Penolong yang teguh;
kepadaNya ‘ku serahkan kuatirku.
Refrein:
Bunga bakung paling indah yang tumbuh di lembah,
melebihi segalanya bagiku.
2. Di setiap pencobaan dan duka batinku
Ia benteng dan perisaiku tetap.
Demi Dia ‘ku tinggalkan berhala hatiku;
oleh Dia ‘ku bertahan dan tegap.
Digoda oleh Iblis, ‘ku takkan menyerah;
Yesus jamin kemenangan imanku. Refrein:
3. Ia takkan membiarkan dan meninggalkanku;
aku hidup oleh iman padaNya.
Ia tembok yang berapi di sekelilingku,
Roti Hidup yang membuatku kenyang.
Kelak di kemuliaan ‘ku nampak wajahNya
dan berkat sorgawi melimpahiku. Refrein:
NKB 164 : 1,2,4 – Kidung yang Merdu di Hatiku
1. yang merdu di hatiku,
Yesus membisikkannya.
Jangan takut, ‘Ku bersamamu
dalam kancah dunia.”
Refrein: Yesus nama Yesus indah dan merdu,
memberikan kidung yang mengisi hidupku.
2. Nada-nada sumbang dan sendu
disebabkan dosaku;
Yesus sudah menggantikannya
jadi kidung yang merdu. Refrein:
4. Bila ‘ku dirundung kemelut
pencobaan yang berat;
hatiku tak takut dan kecut,
Tuhanku dekat. Refrein: