BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH – MARET 2020


PENGANTAR

Bagi banyak orang Kristen, membaca Matius 10:34-42 terasa membingungkan. Mengapa? Karena apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus bertolak belakang dengan pemahaman orang Kristen pada umumnya tentang Kristus sebagai  pembawa damai, guru yang penuh kasih. Namun dalam perikop ini apa yang disuarakan-Nya begitu ekstrem: “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang (34); Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya (35); dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya (36).

Lalu Yesus bicara tentang siapa yang layak dan tidak layak mengikut Dia (37-38). Yesus juga bicara tentang siapa yang akan ‘kehilangan nyawa’ atau memperolehnya (39). Sebaliknya, Yesus juga mengungkapkan mengenai hak istimewa sebagai murid-Nya: menyambut murid Yesus berarti menyambut Tuhan Yesus sendiri, bahkan menyambut Bapa (40), dan bagi mereka yang menyambut murid-Nya, mereka akan mendapat upah yang layak sepadan dengan bagaimana mereka menyambut murid Yesus, dan apa yang mereka lakukan kepada para murid Yesus tidak akan pernah sia-sia (41-42). 

Dalam pasal ini Yesus mengajar murid-murid-Nya, serta mempersiapkan mereka. Apakah mereka siap untuk mengikut Dia? Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya tentang konflik dan penderitaan yang akan mereka hadapi sebagai konsekuensi mengikut Dia. Dan itu masih berlaku bagi jaman ini. Jika seseorang menyatakan mengikut Yesus sebagai murid-Nya, akan ada konflik, penolakan, bahkan penderitaan, yang harus dihadapi justru karena keputusan mengikut Kristus. Mengikut Kristus tidak hanya sebatas menjadi orang beragama Kristen, melainkan menjadi Kristen dalam pengertian mengikut serta meneladan apa yang Tuhan Yesus ajarkan.

Bukan Yesus yang ‘an sich’ membawa konflik, perselisihan, perpecahan, bahkan pemisahan itu. Namun adanya dua sikap manusia yang merespons damai yang Yesus bawa, berita sukacita yang Yesus bawa, ajaran kasih yang Yesus tawarkan, keselamatan yang Yesus anugerahkan. Yang satu menerima, yang lain belum tentu bersikap sama, bahkan banyak yang menolak. Penerimaan dan penolakan atas Yesus itulah yang sering menjadi inti persoalan terpecah serta terputusnya ikatan-ikatan dalam sebuah keluarga. Keputusan mengikut Yesus mengandung konsekuensi ‘pedang’ bicara.

Bukan hanya itu, mengikut Yesus adalah soal fokus dan prioritas. Layak atau tidak layaknya seseorang mengikut Kristus berkaitan dengan fokus dan prioritas. Jika bukan Yesus yang menjadi fokus dan prioritas, seseorang tak pernah bisa disebut sebagai murid Kristus.

DISKUSI

1.      Sharingkan pengalaman atau peristiwa penolakan keluarga terhadap seseorang yang memutuskan untuk mengikut Kristus! Konsekuensi apa yang harus dipikulnya dari keputusan mengikut Kristus itu?

2.      Jika Saudara adalah sosok yang mengalami penolakan bahkan pengucilan serta kehilangan hak-hak Saudara karena keputusan mengikut Kristus, apa yang akan Saudara lakukan?

3.      Menurut Saudara apa yang membuat seseorang begitu setia mengikut Kristus dengan segala resiko dan konsekuensi yang harus dihadapi?

4.      Jika hak istimewa yang Kristus katakan melekat pada Saudara sebagai murid Kristus, bagaimana Saudara menyikapinya?

 

 

 

LAGU-LAGU YANG DIREKOMENDASIKAN

KJ 375 – SAYA MAU IKUT YESUS

Saya mau ikut Yesus, saya mau ikut Yesus

sampai s’lama-lamanya.

Meskipun saya susah, menderita

dalam dunia, saya mau ikut Yesus

sampai s’lama-lamanya

 

NKB 167 – TUHAN YESUS SAHABATKU

1.      Tuhan Yesus sahabatku, tercinta dan erat,

melebihi segalanya bagiku:

Bunga bakung paling indah yang tumbuh di

lembah, mengampuni menyucikan diriku.

Penghibur dalam duka, Penolong yang teguh;

kepada-Nya ’ku serahkan kuatirku.

 

Refrain:
Bunga bakung paling indah yang tumbuh di lembah, melebihi segalanya bagiku.

 

2.      Di setiap pencobaan dan duka batinku

Ia benteng dan perisaiku tetap

Demi Dia ’ku tinggalkan berhala hatiku;

oleh Dia ’ku bertahan dan tegap.

Digoda oleh Iblis, ’ku takkan menyerah;

Yesus jamin kemenangan imanku.

 

3.      Ia takkan membiarkan dan meninggalkanku;

aku hidup oleh iman pada-Nya.

Ia tembok yang berapi di sekelilingku,

Roti Hidup yang membuatku kenyang.

Kelak di kemuliaan ’ku nampak wajahNya

dan berkat sorgawi melimpahiku

 

KJ 376 – IKUT DIKAU SAJA, TUHAN

1.      Ikut dikau saja, Tuhan, jalan damai bagiku:

Aku s’lamat dan sentosa hanya oleh darahMu

 

Refrain:
Aku ingin ikut dikau dan mengabdi

Pada-Mu: Dalam Dikau, Jurus’lamat,

’ku bahagia penuh!

 

2.      Ikut Dikau di sengsara, kar’na janji-Mu teguh:

atas kuasa kegelapan ’ku menang

Bersama-Mu

 

3.      Ikut dan menyangkal diri, aku buang yang

fana, hanya turut kehendak-Mu

dan pada-Mu berserah

 

4.      Ikut dalam kesucian, lahir, batin yang bersih;

Aku rindu mengikuti suri yang Engkau beri.

 

 

 

 

 

 

 

 

NKB 184 – ENGKAU MILIKKU ABADI

1.      Engkau milikku abadi, segalanya bagiku;

Di sepanjang ziarahku, inginku bersama-Mu

’Ku dekat pada-Mu, ’ku dekat pada-Mu.

Di sepanjang ziarahku, inginku bersama-Mu.

 

2.      Bukan nikmat duniawi yang menjadi doaku:

’Ku senang bersusah payah, asal ’Kau bersamaku.

’Ku dekat pada-Mu, ’ku dekat pada-Mu.

’Ku senang bersusah payah, asal ’Kau bersamaku.

 

KJ 369 – YA YESUS, KU BERJANJI

1.      Ya Yesus, ‘ku berjanji setia pada-Mu;

kupinta Kau selalu dekat, ya Tuhanku.

Di kancah pergumulan jalanku tak sesat,

karna Engkau temanku, pemimpin terdekat.

 

2.      Dekaplah aku, Tuhan, diribut dunia

Penuh kilauan hampa dan suara godanya.

Di dalam dan di luar si jahat mendesak.

Perisai lawan dosa, ya Tuhan, Kau tetap.

 

3.      Ya Yesus, Kau berjanji kepada umat-Mu:

di dalam kemuliaan kausambut hamba-Mu.

Dan aku pun berjanji setia pada-Mu.

Berikanlah karunia mengikut-Mu teguh.

 

NKB 194 – ‘KAU TETAP TUHANKU, YESUS

1.      ’Kau tetap Tuhanku, yang mengisi hidupku;

’Kau Rajaku selamanya

’Kau tetap junjunganku.

 

Refrain:
’Kau sahabat yang abadi,

harapanku yang tetap.

Dalam suka maupun duka,

Yesus kawan yang akrab.

 

2.      Dahagaku akan damai, ’Kau puaskan

Sepenuh; aku yang mendua hati

’Kau b’ri iman yang teguh.

 

3.      Tiada insan ’ku harapkan mengasihiku terus;

Satu saja ’ku andalkan: Kasih Yesus, Penebus