BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH – FEBRUARI 2020


Bahan Pemahaman Alkitab kali ini dikenal dengan istilah “Amanat Agung”. Tidak pasti dari mana istilah ini muncul. Peneliti menduga istilah ini muncul di Eropa abad 18 ketika gencar-gencarnya gerakan penginjilan ke daerah-daerah luar Eropa yang beriringan dengan kolonialisme. Hingga sekarang istilah ini banyak dikenal oleh orang Kristen Indonesia. Dengan menyebut istilah ini, orang Kristen Indonesia dengan cepat mengetahui bahwa yang dimaksud adalah teks Injil Matius 28:16-20.

Mengapa perintah itu disebut sebagai “Amanat Agung”? Kita bisa menduga terkait dengan letaknya dalam Injil Matius. Perintah itu terletak di akhir Injil. Kalau ada orang yang akan pergi meninggalkan kita baik karena bepergian atau karena meninggal, umumnya kita akan memberi perhatian khusus pada pesan-pesan yang ia sampaikan. Hal yang sama bisa kita gunakan untuk menjawab pertanyaan di atas. Kita dapat menduga bahwa istilah “Amanat Agung” digunakan karena itu adalah pesan terakhir Yesus dalam di Injil Matius.

Tetapi marilah kita tidak berkutat terlalu lama pada istilah yang digunakan dan beralih pada teks Alkitab itu sendiri.

Ayat 16 menunjukkan siapa saja tokoh yang terlibat disusul dengan keterangan tempat. Keterangan “kesebelas murid” hendak menegaskan bahwa kini Yudas tidak lagi bersama mereka (bdk. Mat. 27:3-5). Lokasi yang dituju para murid, yaitu Galilea adalah tempat yang sudah pernah disampaikan oleh Yesus (lih. Mat. 26:31-32). Artinya, kesebelas murid menempuh perjalanan dari Yerusalem menuju Galilea. Kita melihat bagaimana pelayanan Yesus dimulai di Galilea dan diakhiri juga di Galilea. Pemilihan murid berlangsung di Galilea, demikian pula pengutusan para murid-Nya.

Ayat 17 menceritakan respon kesebelas murid melihat Yesus. Mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Keterangan ini penting dan menarik untuk diperhatikan. Ada beberapa tokoh dalam Injil Matius yang menyembah Yesus, yaitu: orang Majus, kepala rumah ibadat yang anaknya meninggal, perempuan Kanaan, orang tua dari anak yang sakit ayan. Bagaimana dengan para murid? Tiga kali Injil Matius mencatat para murid menyembah Yesus. Pertama, di kisah Yesus berjalan di atas air. Kedua, ketika perempuan-perempuan melihat Yesus. Ketiga, yang ada di bahan kita hari ini. Dua dari antara tiga tindakan penyembahan para murid terjadi sesudah kebangkitan.

Lebih menarik lagi karena keterangan “mereka menyembah-Nya” diikuti dengan keterangan “tetapi beberapa orang ragu-ragu”. Dengan menyembah, sesungguhnya para murid sedang mengakui dan mengimani bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi rupanya masih ada yang ragu-ragu.

Pertanyaan diskusi 1: Menurut Saudara, mungkinkah ada keragu-raguan dalam hidup beriman?

Selanjutnya, kita melihat respon Yesus terhadap sikap para murid. Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi…”. Dengan berkata demikian Yesus sedang menguatkan mereka yang ragu-ragu. Perkataan ini juga membawa ingatan kita kepada bagian awal Injil Matius tentang kisah pencobaan Yesus. Dalam Mat. 4:1-11 kita melihat bahwa salah satu cobaan yang diberikan Iblis adalah perihal “semua kerajaan dunia”.

Di akhir Injil Matius kita menyaksikan bahwa karena ketaatan Yesus yang paripurna, Ia beroleh kuasa di bumi dan di surga. Semua itu jauh melebihi “iming-inging” yang diberi oleh Iblis.

Setelah menunjukkan otoritas ilahi yang Ia terima, Yesus memberi perintah kepada para murid: karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ada empat kata kerja yang muncul dalam kalimat ini: pergilah, jadikanlah, baptislah dan ajarlah. Sekalipun demikian, jika memeriksa bahasa aslinya, sesungguhnya hanya terdapat satu kata yang berupa perintah (imperative) yaitu jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Kita dapat menggambarkannya demikian:

 

Pertanyaan diskusi 2: Bagaimana saudara memaknai dan mewujudkan panggilan Yesus untuk mengajar orang lain melakukan semua perintah Tuhan?

Banyak orang Kristen menggunakan ayat 19 sebagai dasar penginjilan. Sayangnya, ukuran keberhasilan penginjilan kerap hanya diukur dari seberapa banyak orang berpindah agama menjadi Kristen (aspek kuantitatif). Padahal kalimat Yesus tidak berhenti di ayat 19 dan masih berlanjut di ayat 20, bunyinya: ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang kuperintahkan kepadamu (aspek kualitatif). Menarik untuk kita perhatikan kalimatnya tak berbunyi: ajarlah mereka memahami segala sesuatu yang kuperintahkan kepadamu.

Pertanyaan diskusi 3: Bagaimana bahan ini membuat Saudara berefleksi akan pengajaran di gereja kita ?

LAGU-LAGU YANG DIREKOMENDASIKAN

KJ 342: 1-3 Keluar dari Kaum

  1. Keluar dari kaum dan rumah bapakmu,

Serahkan dirimu kepada rahmatHu

Percaya sabdaNya. Berjalan dengan suka

ke tanah air baka yang tertentu di muka

 

  1. Pergi dengan segra ke lorong negeri

dan ke simpangannya yang buruk dan keji.

B’ri rumahKu penuh. Jemput segala orang

ke rumah s’lamatKu; tempatnya tidak kurang.

 

  1. Keluar! Ajarlah seluruh dunia.

Taburkan injilKu di sawah-ladangnya!

Mau t’rang, maupun gelap di rumah dan kerjamu,

baik ingatlah tetap: ‘Ku menyertai kamu.

 

NKB 200:1-3 Di Jalan Hidup Yang Lebar, Sempit

  1. Di jalan hidup yang lebar, sempit,
    orang sedih mengerang
    Tolong mereka yang dalam gelap;

Bawalah sinar terang!

 

Refrain:
Pakailah aku, jalan berkatMu,

Memancarkan cahayaMu!

Buatlah aku, saluran berkat

Bagi siapa yang risau penat

 

  1. Wartakan Kristus dengan kasihNya;
    pengampunanNya penuh.
    Orang ’kan datang ’pabila engkau

Menjadi saksi teguh

 

  1. Seperti Tuhan memb’ri padamu
    dan mengasihi dikau,
    b’ri bantuanmu di mana perlu,

Yesus mengutus engkau!