BAHAN PEMAHAMAN ALKITAB WILAYAH BULAN NOVEMBER 2015
Mesias: Berkarakter Rajani Di Tengah Penantian
(Mikha 5)
Sapaan: “hai Betlehem Efrata, lalu kesejajarannya dengan “yang terkecil” di antara kaum Yehuda (sekarang ini menurut https://id.m.wikipedia.org/wiki/Betlehem, populasi penduduknya hanya 29.019 jiwa) hendak mengungkapkan dua hal yaitu bahwa pertama penguasa yang sekarang (sitz im leben) berbeda dengan penguasa yang akan datang/lahir/bangkit. Lalu yang kedua bahwa kekuasaan penguasa (yang akan memerintah) tidak bergantung pada kebesaran dan kekuatan manusia melainkan semata-mata berasal dari Tuhan. Ini ditegaskan dalam ayat 3 yang menyebutkan bahwa penguasa menggembalakan rakyatnya dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allah. Jika disejajarkan Betlehem, dengan Daud, maka Yesaya 11: 1- 5 akan membantu kita untuk memahami perbedaan antara penguasa yang ada dengan yang akan datang. Kesejajaran itu adalah tunggul Isai. Bila teks Yesaya digunakan membantu menjelaskan maka penguasa yang akan datang adalah penguasa yang memiliki Roh Tuhan, roh hikmat dan pengertian; roh nasihat dan keperkasaan; serta roh pengenalan dan takut akan Tuhan (Yesaya 11: 2)
Kata “menggembalakan” hendak menegaskan pengakuan iman sang nabi kepada TUHAN, yang adalah Gembala baginya dan bagi bangsanya (band. Yehezkiel 34 dan Mazmur 23).Kombinasi “yang terkecil”, “menggembalakan” dan “dalam kekuatan TUHAN” menunjukkan bahwa Tuhan sendiri yang membangkitkan seorang penguasa yang memerintah umat-Nya. Menggembalakan berarti juga bukan hanya memerintah dombanya dengan cara memanggil nama dombanya, tetapi juga mengenalnya, menjaga dan memeliharanya. Ini sekaligus menegaskan bahwa campur tangan Allah di tengah-tengah umat-Nya selalu melibatkan manusia dalam karya keselamatan-Nya.
Kata “memerintah” dalam ayat 1, diterjemahkan dari kata Ibrani mosyel, ini menekankan bahwa yang akan bangkit adalah seorang yang melakukan fungsi jabatan sebagai penguasa, bukan pribadi penguasa (yang menggunakan kekuasaan semaunya, otoriter {band. Markus 10: 42}). Juga Mikha tidak menggunakan kata “raja” sebagai penegasan bahwa raja-raja yang sedang berkuasa telah ditolak oleh Tuhan. Dalam fungsi jabatan sebagai penguasa, maka penguasa yang akan bangkit tersebut akan menampakkan sikap ketundukan dan penyerahan diri kepada Tuhan dan pemerintahan-Nya. Ada semangat mengembalikan sistem “teokrasi”, bahwa TUHAN-lah raja, penguasa atas umat-Nya.
Yang lebih menguatkan bahwa penguasa yang akan datang itu berbeda dengan raja-raja yang ada, adalah dimensi waktu yang mengiringinya. Firman “yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” menunjukkan bahwa yang akan bangkit itu lebih lanjut usianya dari yang sudah ada. Untuk memahami ini sangat relevan mengutip sebutan untuk TUHAN dalam kitab Daniel, yaitu Yang Lanjut Usia (Daniel 7: 9, 13, 22). Juga pemazmur yang menyebutkan bahwa TUHAN sudah berkuasa dan bertakhta sejak purbakala (Mazmur 55: 19, 68: 33, 74: 12). Dimensi waktu ini hendak menunjukkan bahwa dalam kekekalan-Nya Tuhan selalu campur tangan dan terlibat dalam sejarah umat-Nya. Ini juga menguatkan pengakuan iman kita bahwa Tuhan adalah Tuhan atas waktu. Tuhan atas sejarah. TUHAN yang disapa oleh Musa sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, yang kemudian Musa bertanya soal nama Allah itu. Atas pertanyaan Musa itu, TUHAN menjawab dan memperkenal diri dengan nama AKU ADALAH AKU dan AKULAH AKU dalam Keluaran 3: 14. Nama AKU ADALAH AKU diterjemahkan dari kata Ibrani ehye asyer ehye, yang jika diterjemahkan secara kata berarti AKU akan ADA yang AKU Akan ADA.
Nama itu mengandung dimensi waktu, tak terbatas, yang selalu ada. Selain dimensi waktu, penguasa yang akan bangkit bagi TUHAN datang dari TUHAN sendiri, atas otoritas dan kuasa TUHAN dan tidak ada seorang pun yang dapat menggagalkannya (band. Ayub 42: 2).
Firman, “perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan” dalam ayat 2 senada dengan Yesaya 7: 14. Bahkan Yesaya 7: 4 ini menguatkan dimensi waktu pasal 5: 1, dengan memberi nama pada anak laki-laki yang akan dilahirkan itu Imanuel (Allah beserta kita). Tuhan yang selalu beserta kita itu juga mengingatkan akan campur tangan Allah di tengah-tengah umat-Nya selalu melibatkan manusia dalam hal ini seorang perempuan muda.
Ungkapan, “dan dia menjadi damai sejahtera” menunjukkan ciri-ciri dari penguasa atau pemerintah atau raja atau mesias yang akan datang itu. Pertama-tama damai sejahtera yang dimaksud adalah kemerdekaan dan kebebasan dari penaklukan bangsa lain, dari perbudakan dan dari penderitaan. Lalu yang kedua adalah perdamaian atau diperdamaikan dengan Tuhan. Dalam nada yang mirip, Yesaya menyebutkan bahwa kedatangan penguasa didasari kecemburuan TUHAN semesta alam (Yesaya 9:6), maka TUHAN perlu meluluhlantakkan seluruh bentuk dan perwujudan ilah-ilah lain. Sesuai dengan nama-Nya Cemburuan, Allah yang cemburu (Keluaran 34: 14) terhadap “perzinahan rohani”, maka IA memunahkan berhala umat-Nya, bahkan bangsa-bangsa yang juga menghinakan kekudusan nama-Nya. TUHAN dalam cinta yang kuat seperti maut tidak mau membiarkan umat-Nya dipermainkan dan dibohongi oleh ilah-ilah dan berhala-berhalanya. Ketika umat-Nya, kekasih hati-Nya tidak sanggup dan memang tidak mampu melakukan perdamaian dan pendamaian sendiri, maka TUHAN mendahului dengan mengulurkan tangan-Nya, (dalam bahasa Keluaran 3: 8, Allah telah turun) untuk melepaskan umat-Nya, untuk berdamai dengan umat-Nya. Luar biasa.
PERTANYAAN-PERTANYAAN:
1. Siapa sesungguhnya yang memerintah Saudara dalam hidup ini? Jelaskan alasannya dan seperti apa hal itu terjadi pada Saudara!
2. Jika Saudara merasa menjadi seorang yang dibangkitkan untuk Tuhan bagi sebuah gereja (baik keluarga maupun jemaat), ciri-ciri atau karakter apa yang Saudara miliki? Sebutkan dan jabarkan!
3. Apa tanggapan iman Saudara terhadap pernyataan “Tuhan adalah Tuhan atas waktu” keseluruhan hidup Saudara? Ceriterakan sebuah pengalaman Saudara!
4. Jika masih ada “berhala” dalam hidup Saudara, upaya apa yang akan Saudara lakukan untuk menyingkirkannya? Lalu sikap iman dan komitmen seperti apa yang akan Saudara rencanakan untuk selalu menjaga perdamaian dengan Tuhan?
5. Mesias yang model apa yang Saudara harapkan terjadi dalam hidup Saudara?