24 Mei 2025
Tema : GEMBALA ADALAH KITA
Bahan : (Yohanes 21:1-19)
Tujuan : Umat termotivasi dan siao diutus mengambil peran sebagai gembala dalam rangka memelihara kehidupan
I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini, kita akan melihat bagaimana Yesus berinteraksi dengan murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya. Khususnya, dalam percakapan antara Yesus dan Petrus, kita diberi pemahaman tentang panggilan kita untuk menjadi gembala bagi umat-Nya. Tema “Gembala Adalah Kita” mengajak kita untuk menyadari peran kita dalam memimpin, merawat, dan melayani orang lain, seperti yang telah dicontohkan oleh Kristus.
II. YOHANES 21:1-14 – PENAMPAKAN YESUS DI PANTAI DANAU TIBERIAS
Ayat 1-14 menceritakan bagaimana Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya, di pantai Danau Tiberias. Murid-murid sedang menangkap ikan, tetapi mereka tidak menangkap apa-apa sepanjang malam. Ketika hari mulai siang, Yesus menampakkan diri lalu menyuruh mereka untuk melemparkan jala di sisi kanan perahu dan mereka menangkap ikan yang sangat banyak.
Yesus memberikan petunjuk praktis yang mengarah pada keberhasilan. Dalam kehidupan kita, Tuhan sering memberi petunjuk yang tampaknya sederhana, tetapi memiliki dampak yang besar. Sebagai gembala, kita juga dipanggil untuk mengikuti petunjuk Tuhan dan membimbing orang lain sesuai dengan kehendak-Nya.
DISKUSI:
Dalam situasi apa Saudara pernah merasa seperti murid yang bekerja keras tetapi tidak mendapatkan hasil? Apa yang Tuhan ajarkan kepada Saudar dalam situasi tersebut?
Bagaimana kita bisa mengenali suara Tuhan dalam hidup kita, terutama ketika kita mengalami kesulitan bahkan kegagalan?
III. YOHANES 21:15-17 – YESUS MEMULIHKAN PETRUS
Ayat 15-17 berisi percakapan antara Yesus dan Petrus. Setelah makan bersama, Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali, “Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Setiap kali Petrus menjawab, “Ya, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi-Mu,” dan Yesus berkata, “Gembalakanlah domba – domba-Ku.”
Mari kita lihat percakapan itu lebih detail:
Yesus : ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?
Petrus : ”Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.”
Yesus : ”Peliharalah anak-anak domba-Ku.”
2. Yesus : ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”
Petrus : ”Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.”
Yesus : ”Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
3. Yesus : ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?
Petrus : ”Tuhan, engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.”
Yesus : ”Peliharalah domba-domba-Ku.”
Dengan menjabarkannya seperti itu, kita bisa melihat bahwa ada sedikit perbedaan dari cara Yesus bertanya, Petrus menjawab, dan perkataan Yesus selanjutnya. Ada yang menilai bahwa perbedaan ini bisa menyimpan arti tertentu. Tetapi ada juga yang menganggap sekalipun berbeda, tetapi intisari dari rangkaian kalimat itu tetap sama.
Yesus mengulang pertanyaan ini untuk memulihkan Petrus setelah ia menyangkal Yesus tiga kali sebelumnya. Hal itu tampak saat ada keterangan ‘Petrus pun merasa sedih karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya’. Yesus menegaskan bahwa mengasihi-Nya harus dibuktikan dengan tindakan nyata, yakni merawat dan menggembalakan umat-Nya. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menunjukkan kasih kepada Tuhan dengan melayani orang lain.
DISKUSI:
Apa yang Saudara pahami dari pertanyaan Yesus yang diajukan tiga kali kepada Petrus? Mengapa pertanyaan ini penting bagi pelayanan kita sebagai gembala?
Petrus yang pernah gagal tetap dipilih oleh Yesus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Apa artinya ini bagi kita yang mungkin merasa tidak layak untuk melayani?
IV. YOHANES 21:18-19 – MENGIKUTI YESUS SEPANJANG HIDUP
Ayat 18-19 menyatakan bahwa Yesus memberi tahu Petrus bahwa ia akan mengakhiri hidupnya dengan cara yang penuh pengorbanan. Meskipun demikian, Yesus tetap berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku.”
Mengikuti Yesus sebagai gembala berarti kita juga harus siap untuk mengorbankan diri. Gembala yang sejati adalah seseorang yang rela mengasihi dan melayani orang lain dengan penuh komitmen, meskipun ada tantangan dan pengorbanan yang harus dihadapi. Panggilan menjadi gembala bukanlah panggilan yang mudah, tetapi itu adalah panggilan yang memuliakan Allah.
DISKUSI:
Apa pengorbanan yang mungkin Saudara hadapi jika mengambil peran sebagai gembala bagi orang lain?
Bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk menjadi gembala yang setia, meski tahu bahwa ada tantangan dan pengorbanan yang harus dilakukan?
V. PENUTUP
Melalui bacaan ini, kita belajar bahwa menjadi gembala bukan hanya tentang memimpin, tetapi juga tentang merawat, mengasihi, dan siap berkorban. Sebagai orang Kristen, kita semua dipanggil untuk menggembalakan orang lain dalam berbagai cara, baik itu dalam keluarga, komunitas, gereja, atau bahkan di tempat kerja. Mengikuti Kristus berarti kita juga mengikuti teladan-Nya dalam melayani dan menggembalakan dengan kasih yang tulus.
USULAN LAGU:
NKB 210 – “Ku Utus Kau”
KJ 415 – “Gembala Baik Bersuling Nan Merdu”
NKB 211 – “Pakailah Waktu Anugerah Tuhanmu”
KJ 407 - “Tuhan Kau Gembala Kami”